Jerawat merupakan masalah kulit yang umum terjadi terutama pada masa remaja, ditandai dengan peradangan folikel rambut dan kelenjar minyak di kulit. Hal ini sering kali terjadi pada masa remaja akibat perubahan hormon, tetapi bukan hanya masa remaja saja perubahan hormon dapat mempengaruhi orang dari segala usia, perubahan hormon dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jerawat, terutama pada masa remaja saat pubertas dimulai. Saat pubertas tubuh mengalami lonjakan hormon, terutama androgen, yang merangsang kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi lebih banyak sebum. Sebum adalah minyak alami yang diproduksi oleh kulit untuk menjaga kelembapan dan kesehatan kulit, namun produksi berlebihan sebum dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan berkembangnya bakteri, yang pada akhirnya menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat. Selain itu, wanita juga bisa mengalami fluktuasi hormon selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause, yang dapat mempengaruhi produksi sebum dan menyebabkan jerawat. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan antara perubahan hormon dan jerawat penting untuk merancang strategi perawatan kulit yang efektif. Faktor lain yang berkontribusi termasuk genetika, pola makan, dan kebersihan kulit. Penyebab utama jerawat meliputi peningkatan produksi minyak oleh kelenjar sebaceous, penumpukan sel kulit mati, dan pertumbuhan bakteri
Propionibacterium acnes di dalam folikel yang terinfeksi. Selain faktor-faktor tersebut, penelitian terbaru menyoroti peran protein NGAL (Lipocalin-2) dalam patogenesis jerawat. NGAL adalah protein yang diekspresikan oleh berbagai jenis sel, termasuk sel kulit, dan memiliki peran dalam respons inflamasi serta pertahanan antibakteri. Studi menunjukkan bahwa ekspresi NGAL meningkat pada kulit yang terkena jerawat, mengindikasikan keterlibatannya dalam proses peradangan dan infeksi yang terjadi pada jerawat. Protein NGAL diyakini berperan dalam regulasi keseimbangan lipid pada kulit, serta dalam mengatur respon imun terhadap infeksi bakteri, seperti
P. acnes yang berperan dalam jerawat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran protein NGAL secara lebih mendalam dalam patogenesis jerawat, termasuk interaksi kompleksnya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kondisi kulit ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran NGAL, diharapkan dapat tercipta terapi yang lebih efektif untuk mengatasi jerawat, mengurangi peradangan, dan mencegah kemungkinan terjadinya infeksi bakteri yang berkontribusi pada kondisi kulit yang umum ini. Pengeditan genom bakteri jerawat (
Propionibacterium acnes) untuk mengurangi sebum kulit di wajah yang berjerawat.
KEMBALI KE ARTIKEL