Entah bagaimana awal mulanya, tapi coba kita amati, seringkali, saat seseorang didiagnosa menderita penyakit yang cukup gawat (dapat membahayakan jiwa), mereka selalu berkata, “Saya divonis… (penyakit tertentu)”. Lalu, coba lihat di sinetron-sinetron yang makin ke sini, semakin tidak mendidik. Artisnya selalu ‘bangga’ kalau setelah melakukan pemeriksaan ke dokter (dokternya juga bohong pastinya) mengatakan, “Hidupku…enggak lama lagi… Aku.. divonis kanker…”. Lalu adegan selanjutnya adalah kepala para pemain di-close up satu persatu (biar tidak ketahuan kalau pas syuting mereka tidak bareng), plus musik yang membangun suasana, lalu airmata berlelehan di mana-mana, sesunggukan, lalu pemeran utama mati. Selesai? Ya tidak, masak pemeran utama mati? Hidup lagi, tapi jadi orang lain (seperi Melati untuk Marvel, si Melati mati lalu ada orang yang mirip banget sama Melati, namanya Jasmine. Hah! Malas!)