Adakah cermin diantara kita? Pembatas yang menjulang seperti benteng dalam tralis besi. Sulit untuk bernafas, bahkan sangat sesak diantara rangkaian alas yang begitu dingin. Kepulanganmu sangat aku tunggu hingga air mata ternyata tak kunjung habis. Entah berapa milli Tuhan memberikan air mata hingga tak kunjung kering. Kali ini nafasku menjadi sakit, betapa tidak kau tak menggenggam jemariku lagi kali ini. Apakah kau masih bernafas disana? Saat raga ini sangat perih dengan hingar bingar cerita dan saat ini pula ragaku betapa pilu menjadi sampah bau busuk olehmu. Serendah itukah diriku dimatamu? Semoga kau baik-baik saja disana.
KEMBALI KE ARTIKEL