Saya kok jadi tergelitik yah, pingin menulis puisi akrostik, ingat masa waktu masih jadi monyet kecil nakal yang belajar main cinta-cintaan, tebar pesona lewat ungkapan puisi akrostik. Disamping itu juga sih, karena terinspirasi oleh saudara kompasianer Bung
Katedrarajawen yang beberapa puisinya menyapa saudara-saudara kompasianer dengan gaya akrostik ini. Tapi sepertinya saya mau improvisasi, bukan pakai awalan huruf tapi biar lebih seru dan sedikit menantang saya coba saja dengan berawalan dan berakhiran suku kata. Dan tentu saja "korban" iseng ini adalah sang inspirator Bung Katedra.
KEMBALI KE ARTIKEL