"Benar yang mulia, harusnya mereka menangis, bukannya berpesta pora merayakan bulan Ramadhan akan berakhir" sahut salah satu setan.
"Manusia-manusia yang bodoh itu mengira ini hanya hari kemenangan mereka saja, padahal ini adalah hari kemenangan kita dimana kita akhirnya terlepas dari rantai yang mengikat kita selama sebulan terakhir. Mereka telah memenuhi masjid-masjid dan melantunkan Al-Qur'an, semua karena kita tidak bisa menggoda mereka di bumi. Kita tersiksa dan terikat di sini. Hanya wakil kita dalam wujud manusialah yang bisa tetap menjalankan misi kita di bumi" orasi sang Raja Iblis dan disambut dengan sorak sorai seluruh setan yang ada disana.
"Selama sebelas bulan yang akan datang, kita semua akan menjadi saksi bahwa manusia hanya akan berbuat baik selama bulan Ramadhan saja. Kita akan membuka kerudung-kerudung wanita-wanita yang berkerudung selama Ramadhan, Kita akan menanamkan rasa malas kepada orang-orang yang senang sholat berjama'ah, Kita akan menanamkan rasa sibuk kepada orang-orang yang melantunkan Al-Qur'an. Sehingga keadaan mereka akan kembali sama sebelum Ramadhan datang menjelang." Sorak sorai setan semakin ramai.
Mereka mulai menghitung mundur waktu, ketika Ramadhan berakhir, Takbir berkumandang, rantai-rantai itu akan terputus, Setan akan kembali menggoda manusia. "Bersiap-siaplah wahai manusia, karena kami akan mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menemani kami di panasnya api neraka ini" begitu janji para setan itu.
Ini harus menjadi renungan kita semua, sesungguhnya Idul Fitri ini adalah kemenangan milik siapa? apakah kita telah benar-benar berhasil mengalahkan Setan? atau kita hanya berhasil sementara karena mereka sedang terikat?
Takbir pun berkumandang dari balik masjid yang bersebelahan dengan BTS Telkomsel, tanda manusia merayakan kemenangan. Tanpa mereka sadari, nun jauh di neraka sana, Setan-setan sedang merayakan kebebasan mereka. "Bersiap-siaplah wahai Anak Manusia!!!" seru sang Raja Iblis.