Langkahku terhenti di ujung lorong. Dari kejauhan aku bisa melihat ruangan itu. Berdiri kokoh di bawah remang cahaya lampu. Sementara itu, hujan diluar sana tumpah semakin keras, membawa angin kencang yang mampu menerbangkan butirannya ke jendela gedung Rektorat ini. Untungnya suara hujan tak sampai ke dalam, tetapi justru ini yang membuatku bergidik ngeri. Aku sendirian ditemani oleh keheningan saja.
KEMBALI KE ARTIKEL