Laksana seekor burung nasar memasuki masa berdiam diri, di dalam goa gelap dan sunyi ia bertelut melawan angkara murka manusia durjana dan berdamai dengan takdir. Hanya ada mazmur dan tekad menemani sang kesunyian yang suci  saat bentuk burung nasar tak lagi indah untuk pandangan mata yang angkuh.
Dalam gumul hebat sang burung nasar meruncing tekat juga mengasah hati, mesin-mesin jaman nun jauh di kelopak mata, suara merdu perempuan pemikul bakul membuka tabir langit.
Tetapi pada masa kesunyian itu datanglah suatu kehidupan yang baru dan murnih, di mana bulu-bulu baru yang tumbuh dengan megahnya, kuat laksana Gunung batu, indah dan menawan. Siap untuk menghadapi dunia dan terbang menatas angin hingga sang mimpi terbangun dari tidur dan cemoh berubah menjadi pujian.
Ya!!! "Hadapi tantangan Itulah esensi kehidupan yang membuat mu lebih bermartabat".
Karena bila saat itu lewat dan kita mulai di mekari lagi dengan semangat Kalvari, seka kembali air mata mu.Â