22 Desember 2024 10:30Diperbarui: 22 Desember 2024 14:4018122
Cahaya mentari bulan Desember memang tak begitu terik Meski jam di dinding telah menunjukkan pukul 10.30 pagi Mendung pun sudah mulai menggantung pada langit Sebelum bulir-bulir hujan yang melekat padanya menjatuhkan diri Saat-saat di mana saya lahir menghadap Ibu Pertiwi Rebah di dalam pangkuannya dengan senyum manis Bersama rintik hujan usai melintasi langit demi langit Setelah lama memendam rindu untuk menghirup hawa bumi
Tampak seorang bocah perempuan mungil berlarian di pematang sawah Boleh dicatat namanya adalah Mbak Halimah, anak dari sepupu ibu saya Kira-kira tujuh tahun usianya Kata ibu saya, ia begitu lucu saat menggunakan kalimat sederhana yang ia bisa Untuk mengabarkan berita bahagia akan kelahiran saya Kepada seluruh kerabat dekat yang sedang berada di sawah Dan saya tak bosan-bosannya meminta ibu saya menceritakannya Karena kisah itu benar-benar membuat kehadiran saya terasa sangat istimewa
Ibu saya memang hebat Selalu punya cara untuk meyakinkan betapa spesialnya hari kelahiran saya Yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu Nasional Sebuah hari istimewa untuk merayakan betapa pentingnya peran ibu di dalam keluarganya Baik untuk suami tercinta, anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya Ya, tanggal 22 Desember adalah hari pembukaan kongres perempuan pertama Indonesia Diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1928 Sebagai tonggak sejarah bersatu padunya para wanita Indonesia Dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara Yang kelak kemudian diresmikan menjadi Hari Ibu Nasional
Kata Ibu, kongres itu adalah momen untuk memperkuat pendidikan kepanduan bagi perempuan Juga untuk mencegah perkawinan pada anak-anak yang pernah dialaminya Ya, ibu saya memang pernah dinikahkan pada saat masih anak-anak, meski pada akhirnya gagal Dan keberuntungan pun kemudian berpihak kepadanya Seperti semilir angin senja yang pernah menyapanya di dalam keheningan Tatkala kedua orangtuanya berkenan kembali menyekolahkannya Menjadikannya perempuan pertama di desanya Yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Rakyat Dengan rambut dikepang dua, saya membayangkan begitu cantiknya ibu saya menuju Sekolah Guru Bawah Meski untuk itu, ia harus rela berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh di pagi buta Menuju stasiun kereta api agar dapat bertolak ke kota Kepanjen (Malang) tempat sekolahnya berada
Di masa sekarang arti dan makna hari ibu tentu tak lagi sama Dan tak perlu dipermasalahkan karena zaman memang terus berubah Situasi dan kondisi yang dihadapi juga pasti berbeda Di zaman sekarang, perempuan diharapkan dapat berdaya dengan merdeka Menuju kebahagiaan yang hakiki sebagai pribadi, istri, ibu dan juga bagi lingkungan sosialnya Tentu tak masalah bila Hari Ibu Nasional diperingati dengan berbagai cara dan makna Untuk mengungkap rasa cinta kepada para ibu tercinta dengan lebih jujur dan apa adanya Menghargai hal-hal sederhana dengan makna mendalam Toh dari semua cara dan makna, yang terpenting didasari dengan ketulusan Seperti teladan dari Ibu Pertiwi yang merupakan ibu dari semua para ibu kita Yang senantiasa ikhlas tanpa pamrih memberikan perlindungan dan pemeliharaannya Kepada semua makhluk tanpa terkecuali dengan senyum terkembang
Dan hari ini, bolehkah bila kepingan-kepingan memori itu kembali datang kepada saya? Yang selalu hadir pada bulan Desember disertai dengan hujan kenangan? Tentu saja tak lepas dari kisah tentang saya dengan ibu saya Ketika saya masih menjadi bocah perempuan dengan usia belum genap tahun kelima Hari di mana saya mengenakan gaun putih dan menari bebas berputar-putar dengan hati riang Bersiap dengan penuh semangat menghadiri undangan acara ulang tahun anak tetangga Yang umurnya baru menginjak satu tahun dan tampak manis dengan kue tart di hadapannya Hari itu, saya datang dan mengikuti seluruh rangkaian acara dengan hati bahagia Hingga sesampai di rumah pun senyum saya masih saja terkembang Yang menyulut keberanian saya untuk bertanya tentang perayaaan hari ulang tahun saya yang pertama Meski rasanya itu tak mungkin terjadi, mengingat kondisi ekonomi keluarga saya yang terbatas
Siapa sangka angin bahagia melesap begitu sempurna menembus hati saya Ibu mengatakan ada perayaan ulang tahun untuk saya Pada tahun pertama dan begitu spesial meski tanpa kue tart Tetapi, ibu tidak merayakan ulang tahun saya pada bulan Desember tanggal dua puluh dua Meskipun tanggal kelahiran saya itu telah tercatat dengan jelas pada surat kelahiran Meskipun ibu juga selalu meyakinkan bahwa angka pada tanggal kelahiran saya adalah istimewa Ibu memang membuatkan bubur merah putih untuk selamatan di setiap hari kelahiran saya Mengundang orang-orang di kampung untuk makan bersama dan sebagian dibawa pulang Hingga saya menyadari bulan Desember telah memberikan dua hari istimewa Untuk saya bersyukur atas kelahiran saya di dunia.... "Hari ulang tahunmu yang pertama dirayakan pada hari wetonmu. Jika ingin tepat pada tanggal 22 Desember, tunggulah sampai usia 39 tahun..." Begitulah ibu saya yang hebat menjawab di dalam ketenangannya
Hari ini saya berulang tahun Tepat pada hari ibu Hari yang selalu membuat saya ingat ibu Sosok wanita hebat yang senantiasa saya rindu Tiap kali saya merayakan hari ulang tahun Dalam kesendirian di bawah langit mendung Tanpa kue tart maupun pesta ulang tahun Benar-benar dalam senyap dan penuh nuansa syahdu Dan hari ini saya sungguh-sungguh merasakan rindu pada ibu Rindu yang teramat sangat dalam....
Ibu saya memang telah lama menetap di Surga Tetapi semangatnya ternyata tetap tertinggal pada saya Semangatnya yang senantiasa mengupayakan kemerdekaan bagi anak-anaknya Bolehkah pada momen Hari Ibu Nasional kali ini saya memberikan hadiah spesial? Sebuah doa indah yang sangat amat rahasia di dalam ruang batin saya yang terdalam? Bukan puisi indah seperti yang sudah-sudah Bukan cokelat atau bunga mawar dengan harumnya yang semerbak Bukan bumbu dapur untuk memasak yang tak lagi dapat dilakukannya Apalagi beragam produk perawatan kulit atau kecantikan Yang ibu saya suka semasa hidupnya
Cahaya mentari bulan Desember memang tak begitu terik Meski jam di dinding telah menunjukkan pukul 10.30 pagi Mendung pun sudah mulai menggantung pada langit Sebelum bulir-bulir hujan yang melekat padanya menjatuhkan diri Saat-saat di mana saya lahir menghadap Ibu Pertiwi Rebah di dalam pangkuannya dengan senyum manis Selamat Hari Ibu Nasional 2024 yang jatuh pada hari ini Selamat bagi semua para ibu dan calon para ibu tanpa terkecuali Semoga selalu bersemangat dan berdaya pada hari ini Demi masa depan gemilang yang juga akan menjadi hari ini Di dalam pemeliharaan dan perlindungan Ibu Pertiwi Yang senantiasa ikhlas tanpa pamrih
Selamat Hari Ibu Nasional Bandungan, 22 Desember 2024
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton adalah hari lahir seseorang dengan pasangannya yang terdiri atas Legi, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon. Secara bahasa, weton berasal dari kosakata "wetu" yang diambil dari bahasa Jawa, yang artinya keluar atau lahir.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.