16 Juni 2024 16:37Diperbarui: 16 Juni 2024 16:4232044
Aku terduduk diam dalam keheningan yang sangat sunyi Saat bulan Juni terasa begitu romantis Sampai terdengar suara seruling melengking Memekakkan telinga dan merobek semua hening Apakah Dewa Bayu memang sedang memanggil angin turun ke Bumi? Untuk membawakan pesan tentang cinta, kerinduan, dan juga kasih di dalam hujan petir?
Hingga sesaat kemudian, aku melihat para dara dan daun-daun berhamburan dari kesetiaannya Diempas pusaran angin yang tak lagi dapat dielakkan Di antara desah napas yang menderu kencang dalam kobaran api asmara Apakah angin benar-benar telah merobek keheningan para dara? Hingga memaksa Dewa Asmara turun dari singgasananya? Untuk menebarkan suasana kasih, yang mampu menghadirkan perasaan cinta, kesetiaan dan juga kebahagiaan?
Lalu, bagaimana dengan nasib keheninganku? Warna biru yang melambangkan kesetiaan itu akhirnya meminjamkan sayapnya kepadaku Membawaku terbang bagai layang-layang untuk mencari keheningan di langit biru Yang ternyata, malah membuatku terombang-ambing pada benang cinta yang sangat halus Dalam gelora rindu yang semakin membara dan mengharu biru Yang bila dilukiskan, tentu akan mampu membakar seluruh kota menjadi abu
Seperti para dara dan daun-daun yang berhamburan tak tentu arah Aku pun merasakan mabuk kepayang pada saat berada di ketinggian Sampai tak lagi ada daya dan juga hasrat di dalam jiwa yang tersisa, kecuali kesetiaan... Dan topeng-topeng yang selama ini menutupi wajahku, akhirnya satu per satu berjatuhan Untuk melepaskan seluruh ego yang selama ini melekat sangat erat Agar kembali tunduk hanya pada tuntunan cahayaNYA
Tentu tak mudah mengulur dan menarik benang yang sangat halus dan lembut Di dalam mata badai dan pusaran angin yang sangat dahsyat di bawah awan kelabu Butuh cinta berlapis-lapis, daya yang kuat, kehati-hatian dan juga ketelitian untuk itu Agar benang cinta, tak putus pada ketinggian langit biru Dari ketinggian, samar-samar aku melihat peluh suamiku menetes tatkala menarikku turun Membuat hati ini menjerit dan ingin sekali mengusap peluhnya dengan lembut
Tetapi, jarak itu masih sangatlah jauh meski hanya sebatas kerinduan Ada debar dan denyar di jantung hatiku yang kemudian sulit untuk dijelaskan Saat akhirnya kami dapat beradu pandang Saat jarak itu semakin dekat Saat jarak itu akhirnya menghilang di ujung cahaya Saat kusadari, suamiku adalah kesadaranku yang terlepas
Maka, bertemu saja menjadi tak lagi cukup Biarkan aku jatuh cinta berkali-kali pada suamiku Untuk dapat memberikan kehangatan dan sentuhan lembut Mencairkan hatinya yang dingin membeku Setelah diempas hujan badai di bawah langit biru Pada saat meraihku kembali ke dalam peluk rindu
Maka, disaksikan para dara dan daun-daun yang telah kembali ke dalam keheningan Biarkan aku yang sejati jatuh ke dalam pelukan suamiku tercinta dengan seutuhnya Menjadi hadiah terindah dari Tuhan untuknya Selama-lamanya kan selalu menjadi miliknya Menyatu dan lebur dalam kasih ikhlasnya di ujung cahaya Pada bulan Juni yang terasa begitu romantis
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.