6 November 2023 15:00Diperbarui: 6 November 2023 21:1336764
Entah dari mana asalnya Air mata yang menjadi kaca benggala itu berkilauan Menggulirkan puisi tanpa kata Menetes seperti ritmis hujan Kemudian mengalir bak anak sungai yang memanjang Menyentuh setiap hati yang dilewatinya Hingga daun dibuat tertegun oleh melodi yang tercipta
Entah dari mana asalnya Air mata yang meneteskan sesal itu Membuat daun gelisah dan bermuram durja Tak tahu lagi kepada siapa harus bertanya Tentang misteri di balik air mata sang pujangga Sampai ia pun berguguran Dalam tangis tanpa jawaban
Entah dari mana asalnya Apakah dari sebuah janji manis yang membuat patah hati? Ataukah dari sebuah asa yang bergulir begitu saja? Membuat tangisan sang pujangga tak lagi berupa sajak Tetapi, berupa kepedihan yang mengiringi linangan air mata Ibu Pertiwi Yang dengan sareh dan sumeleh Membasuh luka anak negeri yang berdarah-darah
Entah dari mana asalnya Tangisan demi tangisan akhirnya bergulir dari segala arah Dalam selimut kecewa dan duka nestapa Hingga waktu mengubahnya menjadi tangis rasa syukur Karena tabir telah terbuka dengan sendirinya Dan angin surga turut menyibak kabut tebal Yang telah lama menutupi Cahaya Ilahi
Entah dari mana asalnya Air mata itu akhirnya menjadi digdaya Mampu menggugah anak-anak negeri Untuk bangkit dari buaian mimpi abadi Mencari jalan cahaya bagi negerinya Yang sedang tidak baik-baik saja
Luka itu memang terlalu menganga Yang mencoba tegar malah menangis Yang mencoba tersenyum malah semakin pedih Harapan yang tersisa hanya berserah kepadaNYA Dan membiarkan hukum alam berjalan dengan semestinya Menyudahi tangis yang entah dari mana asalnya
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.