28 Juli 2023 22:22Diperbarui: 28 Juli 2023 22:2228612
Langkahnya begitu pasti untuk pergi dari dunianya Berjalan bersama luka dan seluruh kecewa Menembus dingin dan pekatnya malam gulita Dengan tak lagi menghiraukan sakit yang meremas hatinya
Keberaniannya tak perlu diragukan Untuk memasuki rimba belantara menuju arah matahari dilahirkan Meskipun tak berharap mentari bersinar lagi untuknya Ia terus berjalan bersama rasa perih dari luka di hatinya yang menganga
Begitulah awal ia pergi tanpa pesan kepada angin malam yang dilewatinya Dunianya begitu kelam setelah mendapat keadilan dari Sang Ratu Yang telah memotong setengah hatinya dengan pedang keadilan Hingga ia tinggalkan mahkotanya menuju ke arah timur
Namun ketika konspirasi terungkap diikuti dengan segunung penyesalan Dapatkah waktu diputar kembali seperti pada awal sebelum penghakiman? Dapatkah luka itu dipulihkan dalam sekejap mata? Atau diterbangkan seperti debu jalanan yang tertiup angin?
Sang Putra Mahkota itu pun akhirnya terseok-seok berjalan melewati gelapnya malam yang begitu pekat tanpa sedikit pun cahaya Namun putihnya hati tetap dijaganya sepanjang perjalanan yang begitu panjang Sebelum keduanya ditinggalkan begitu saja di puncak malam Menuju cahaya keikhlasan yang ada di hadapannya
Luka itu akhirnya telah mengering seiring dan sejauh kakinya melangkah Luka baru tak akan ada lagi untuknya Maka ia pun menghampiri rembulan dengan senyum dan kelembutan Selamanya ia akan yakinkan diri untuk senantiasa berjalan di dalam keikhlasan
Dan Surga telah menantinya di ujung cahaya rembulan Dengan sebuah mahkota indah yang telah disiapkan untuknya Menjadi raja semesta dambaan seluruh makhluk ciptaan Tuhan Sebuah puncak pencapaian dari perjalanan menuju kepadaNYA
Dipegang dan diterimanya mahkota itu dengan kerendahan hatinya Dikatakannya dengan sepenuh hati di hadapan Semesta Raya Bahwa kemenangan dalam perjalanannya itu adalah kemenangan bersama Maka ia pun mengucapkan terima kasih atas peran Iblis dan juga Malaikat
Iblis yang menggoda imannya di sepanjang perjalanan di gelap gulita Dan Malaikat yang selalu membantu meneguhkan iman dengan cahaya putihnya Maka ketika keduanya lebur di dalam keikhlasan Jalan cahaya menuju kepada Tuhan menjadi begitu terang benderang
Mahkota itu masih dipegang dengan kerendahan hatinya Kemudian diserahkan kembali kepada Sang Raja Alam Semesta Karena baginya yang berhak mengenakan mahkota adalah Sang Pencipta sendiri Tak kan tergantikan oleh satu pun makhluk ciptaanNYA
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.