Diam-diam Ia Menyimpan Kebenaran yang Diabaikan Insan Kebanyakan
27 Juli 2023 14:44Diperbarui: 27 Juli 2023 20:053129
Rembulan terhalang awan ketika Azalea menampakkan wajah muram Namun angin kemudian menyibaknya secara perlahan Seolah mengusap segala kegundahan dengan seulas senyuman Dan bintang-bintang dalam sekejap tampak bertaburan di langit malam Berlomba-lomba mengedipkan sinarnya pada anak manusia Yang mengharapkan asa menjadi nyata Saat lelah mendera oleh rutinitas kehidupan
Di sela-sela kemisteriusan senyum dari Sang Angin malam itu Telah rebah sebuah raga yang begitu lelah Hingga mimpi dan asa tak lagi sanggup muncul dalam ingatan Semua telah mencapai batas tanpa sesal Dengan senyuman yang tetap terkembang meski hanya di kedalaman batinnya Gadis muda itu bagai bunga Azalea Yang telah layu di ujung pengabdiannya
Dengan ketenangan yang sungguh sempurna Azalea yang sedang bermuram durja pun menjaga malam tetap dalam kesunyian Sampai semua berjalan dengan sendirinya seiring dengan embusan angin malam Tetapi suara senyap kemudian berubah ramai oleh kicau burung Tatkala matahari mulai memancarkan sinarnya saat pagi menyapa Tak sanggup menikmati kicau burung dan hangatnya Sang Fajar Perlahan-lahan gadis itu pun merebahkan sang raga di samping Azalea yang selalu setia menemaninya
Seluruh ingatan tiba-tiba terhampar di hadapannya Tanpa tersisa sedikit pun di kotak memori baik yang hitam maupun yang putih Termasuk kemarahan, ketakutan, kepiluan, kesengsaraan, ketidakbahagiaan, kepahitan dan juga manisnya hidup, keinginan beserta segala nafsu-nafsunya Semuanya tergambar dengan sangat jelas sebelum akhirnya lebur di dalam keikhlasan Maka, ketika ia menyadari bahwa raganya benar-benar sudah tak sanggup lagi menopang jiwa Ia pun kemudian berserah diri total kepada Sang Pencipta Tepat di kesunyian yang telah senyap dalam diam
Dengan keikhlasan yang sungguh sempurna akhirnya ia bersiap untuk moksa pada hari itu juga Namun apa yang terjadi kemudian? Ketika gadis muda itu berkata kepada Sang Pencipta dengan sepenuh hati, "Ya, Tuhan... ke dalam tanganMu jiwa ini berserah..." Tiba-tiba empat gadis muda muncul dengan rupa yang sama Satu gadis mengangkat bagian kepala, satu lagi mengangkat bagian kaki, dan dua lainnya mengangkat tangan kanan serta tangan kirinya Hingga napas teratur kemudian terdengar merdu di dalam ketenangan yang sungguh sempurna pada momen itu
Azalea masih terdiam dalam diamnya Menyaksikan gadis muda itu dipapah ke dapur untuk membuat mi instan Menyalakan kompor dari minyak tanah dan mulai memasak Dengan tangan yang dibantu digerakkan oleh empat gadis penolong itu Akhirnya gadis muda itu dapat makan dan minum untuk yang pertama setelah berhari-hari tak dapat dilakukannya Karena ia benar-benar sendiri dalam kesendiriannya Ketika raganya tumbang
Gadis muda itu kemudian dipapah kembali oleh empat penolongnya ke pembaringan Mata yang lelah itu kemudian mulai terpejam memasuki dunia mimpi Dan Azalea yang masih terdiam membisu tak berani memastikan bahwa keempat penolong itu adalah sedulur papat dari gadis muda itu Yang muncul ke permukaan tatkala gadis muda itu benar-benar sendiri tanpa daya Mungkinkah terjadi karena gadis muda itu sering menjalankan puasa weton? Azalea pun akhirnya tersenyum seindah warna kelopak bunganya Dengan keanggunan dan keindahan yang tak lekang oleh waktu
Dan rembulan tak lagi terhalang awan saat Azalea telah menampakkan wajah bahagianya Hingga waktu pun berjalan tanpa jeda sampai gadis muda itu akhirnya mulai membuka mata Bangkit dan mencari keempat penolongnya Meski sangat disayangkan tak lagi terlihat siapa pun di dekatnya Kecuali Azalea yang masih setia menemani dan kepadanya ia pun mencoba bertanya dengan memandangnya lekat-lekat Namun kesunyian kembali senyap mendekap Azalea yang telah bahagia dalam diam Karena diam-diam Ia menyimpan kebenaran yang diabaikan insan kebanyakan
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.