22 Juli 2023 14:59Diperbarui: 22 Juli 2023 15:0231431
Jika bukan nakhoda yang tangguh Tak mungkin ia berlayar ke tengah Samudra Dengan sebuah perahu kecil tanpa sauh Bermuatan dua gunung dan juga lautan di dalam lautan
Bulan bersinar sangat terang di puncak malam itu Saat lautan di dalam lautan akhirnya dapat terselami oleh Sang Nakhoda Sampai ke dasar Samudra dengan perahu yang masih utuh Dan lautan telah senyap dalam keheningan ketika deru ombak berseru memanggilnya
Siapakah Sang Nakhoda tangguh itu? Dasar Samudra tentu lebih ganas dari permukaannya Sangat mudah memusnahkan perahu kecil tanpa sauh itu Dengan gempa yang setiap saat selalu datang menerjang
Lihatlah, Sang Nakhoda itu begitu berani menembus batas-batas Retakan lava dan barisan pegunungan dilewatinya dengan mudah Hingga ia temukan sebuah kehidupan di dasar Samudra Kehidupan yang sungguh indah dan penuh kedamaian
Di sana Sang Nakhoda seperti menemukan kembarannya Ia tampak tertegun disambut oleh sang empunya tempat indah itu Dia adalah Bapa Adam yang memiliki wajah serupa dengannya Bersama Ibu Hawa di samping pohon kehidupan yang terus tumbuh
Kisah tentang manusia pertama pun kemudian dituturkan dengan penuh kesahajaan oleh sang empunya Bapa Adam memang sungguh teladan ketaatan manusia kepada Sang Pencipta Kepatuhannya kepada Sang Pencipta memang tak perlu lagi diragukan Di mana pun ia berada kehidupan surgawi akan senantiasa menyertainya
Sejatinya Bapa Adam adalah teladan bagi nakhoda-nakhoda kehidupan Begitu kesatria menemani Ibu Hawa menebus dosa turun ke Bumi hingga ke dasar Samudra Kemudian bersama-sama meniadakan diri dengan keikhlasan yang sungguh sempurna Dan membuka pintu ruang hati hanya bagi Sang Pencipta
Demikiankah sejatinya manusia yang telah jiwanmukta? Sosok pribadi yang dapat mengendalikan hawa nafsu dan mengerti kebenaran hakiki? Yang tak hanya mengenal sangkan paraning dumadi di dalam menjalankan kehidupannya? Namun juga memahami pepatah sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti?
Akhirnya Sang Nakhoda pun tersenyum penuh dengan misteri Setelah menyadari bahwa ia seperti berkaca pada sebuah cermin ajaib Tatkala melihat perahu kecilnya yang bermuatan gunung dan lautan Begitu mirip dengan kehidupan Bapa Adam di dasar Samudra, dengan barisan pegunungan dan juga lautan di dalam lautan
Memang begitu berat membawa muatan gunung dan lautan di dalam perahu kecil tanpa sauh Begitu pun tubuh manusia yang kecil dengan ruang terbatas Tentu begitu berat menanggung beban hidup bila tanpa rasa syukur Apalagi bila terus merasa memiliki kuasa atas segalanya hingga menjadi Tuhan atas dirinya
Dan bulan masih bersinar sangat terang di puncak malam Mengabadikan pertemuan tak terduga antara Sang Adam dengan Sang Nakhoda Semua pertanyaan tentang manusia dan kehidupannya pun akhirnya terjawab sudah Oleh sang manusia pertama penghuni Surga
Pelayaran perahu tanpa sauh pun akhirnya turut purna dalam satu kedipan mata Lautan di dalam lautan benar-benar telah terselami oleh Sang Nakhoda Dan ketika deru ombak menanyakan siapakah dia sesungguhnya Sang Nakhoda tetap mengatakan bahwa ia bukanlah siapa-siapa
Jika bukan nakhoda yang tangguh Tak mungkin ia berlayar ke tengah Samudra Dengan sebuah perahu kecil tanpa sauh Bermuatan dua gunung dan juga lautan di dalam lautan
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.