27 April 2021 08:34Diperbarui: 27 April 2021 08:4733824
Ia seperti berjalan melewati ngarai yang sempit Di antara dinding batu yang menjulang tinggi Meski sebuah gunung akhirnya mulai tampak di bawah sinar matahari pagi Namun tetap saja awan timbul, dan menenggelamkan hari Begitulah perumpamaan rasa di hatinya kini, saat melewati hari demi hari Ketika kegagalan itu akhirnya disadari olehnya pada suatu pagi
Ia memang telah melukai hati sahabatnya Itulah kegagalan di dalam hidupnya Memohon ampun rasanya sia-sia Meskipun maaf selalu ada untuknya Tetapi rasa bersalah tetap saja menghantuinya Semakin tulus mendapatkan maaf Ia semakin merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dalam hidupnya
Apakah salah memiliki harapan? Begitulah hatinya menjerit di dalam bait-bait sajak sederhana Kegagalan memang tidak datang begitu saja Cita-cita dan harapannyalah yang menggoda Meracuni ketulusan dan indahnya jalinan persahabatan Yang telah terajut abadi di dalam keikhlasan yang sempurna
Ia memang gadis baik hati Bahkan satu-satunya kelemahannya adalah terlalu baik Hingga ia terlalu peduli Dan dengan peduli itu ia mengatur-atur hidup sahabatnya sendiri Seolah sahabatnya tak peduli dengan hidupnya sendiri Dan saat ia menyadari, ia telah kehilangan sahabat sejati
Ia pun akhirnya berjalan mengikuti nasihat dari dalam hatinya Meninggalkan semua cita-cita dan harapan Yang ia pikirkan kini hanyalah tentang mencari sejatinya arti persahabatan Ia tak lagi menghiraukan bahaya di dalam perjalanannya Ia terus mencari sejatinya cahaya Sambil memuja Hyang Manon di dalam meditasinya
Seperti berjalan memasuki hutan belantara Juga menuruni jurang yang dalam Kegelapan pun semakin membayangi hidupnya Hingga tidak dapat dicapai oleh sinar Sang Surya Dan itu tergambar jelas dari wajah mungilnya Yang pucat pasi meratapi kegagalannya
Namun di puncak kepasrahannya di dasar jurang yang dalam Tiba-tiba awan yang disinari matahari tampak berwarna-warni mengelilingi gunung dengan sempurna Cahayanya pun membias sampai ke dasar jurang Tetapi ia tak peduli lagi dengan harapan Ia lebih memilih diam di dalam diam Dan benar saja, cahaya dari luar itu akhirnya lenyap juga
Kini ia telah sampai di dasar kedalaman yang paling dalam Seperti terisap lubang hitam, di sana sama sekali tak ada cahaya Tetapi setelah melewati batasannya, bersinarlah yang namanya sejatinya cahaya, dari dalam dirinya Begitu terang hingga menghilangkan semua rasa yang ada Karena di sana tiada yang namanya cita-cita, harapan dan juga kegagalan Yang ada di sana hanyalah keikhlasan yang sempurna
Kegagalan itu memang telah membawanya pada perjalanan yang suci Menjadikannya lebih gemulai menari di dalam kehidupan ini Akhirnya ia pun bangkit untuk kembali merajut persahabatan abadi Tanpa cita-cita, tanpa harapan, dan tanpa pamrih Hingga kesadaran membangkitkan jiwanya untuk hidup kembali Saat ia benar-benar mengerti, kegagalan adalah jembatan pelangi menuju kepada keikhlasan yang sejati
Dari balik tirai kabut sutra Gunung Sakya, April 2021
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.