Kehampaan menyergap dalam senyap,
Tiada lagi deru waktu yang berlalu,
Hanya sunyi, kini segalanya rapuh.
Angin pun berbisik tak lagi berarti,
Hanya bisu, hampa tak berdaya,
Dalam kekosongan, jiwa menanti,
Perjumpaan dengan ajal yang abadi.
Matahari terbenam, mereduplah cahaya,
Memudar bagai nyala lilin yang terakhir,
Dalam temaram, hati pun merenung,
Akan takdir yang pasti menjelang akhir.
Pergi, kau pergi, menuju sang kekal,
Meninggalkan ragaku yang lemah,
Namun tetaplah kenangan hidup abadi,
Sepanjang masa, kau tetap hadir dalam mimpi.
Dalam kedamaian kelamku merenung,
Hening, kini tiada lagi yang hidup,
Namun dalam hati tetap terpatri,
Perjumpaan suci di alam keabadian.
Hari berganti, bertahun-tahun berlalu,
Tetapi kenangan tak akan pernah pudar,
Di sana kau menanti, di dunia yang lain,
Sampai nanti, saat kematian memanggilku.
Hingga saat itulah, kurenungkan arti,
Perjumpaan dengan kehampaan tak ternilai,
Bukan akhir, melainkan pintu menuju,
Kisah abadi, di mana jiwa menyatu.