Mencoba merangkai benang-benang makna.
Menggali di balik wujud yang kasat mata,
Menyusuri lorong-lorong filosofi yang menggoda.
Dalam setiap hela nafas yang terhirup,
Tersembunyi tanda tanya yang menggurat.
Makna tersembunyi, layaknya harta terpendam,
Terkadang tak terjangkau, rapuh bagai kabut.
Matahari terbenam di ufuk yang tersembunyi,
Menyingkap rahasia yang tersembunyi dalam raga.
Menelanjangi kata-kata hingga merasuk jiwa,
Memahami wujud yang tak kasat mata.
Dalam kebimbangan, puisi merenungkan diri,
Menjadi teman setia dalam meditasi.
Dalam ketiadaan, cahaya kata bersemi,
Memahami makna dalam setiap wujud yang menggejala.
Sesat dalam labirin makna yang rumit,
Sang puisi tak menyerah, tetap terus mencari.
Dalam rindu, sungguh ingin berpadu dalam makna,
Menguak tabir kebenaran, meski tak terjamin jadi satu.
Mengurai benang kusut kehidupan yang berdansa,
Sang puisi melangkah dengan hati yang terbuka.
Mendayu-dayu dalam harmoni makna dan wujud,
Melahirkan puisi yang elegan, dalam rangkaian kata-kata.
Di antara duri dan kesulitan yang tak terduga,
Sang puisi tetap setia memahami makna di balik wujud.
Menyirami hati dengan kebijaksanaan yang tak terduga,
Hingga puisi terhampar indah, penuh dengan pesona keabadian.
Dalam puisi ini, tersimpan suatu harapan,
Bahwa kita bisa merangkai makna di balik wujud.
Menguliti kehidupan, menemukan tujuan hakiki,
Dan menjadikan makna sebagai pemandu abadi kita.