Terbentanglah dialog yang tak terdengar,
Antara sang jiwa dan alam semesta,
Dalam simpul-simpul kehidupan yang berkelana.
Jiwa berkata pada alam yang luas,
"Katakan padaku, wahai semesta yang tiada terbatas,
Apakah makna di balik ragaku yang fana,
Dan misteri kehidupan yang tak tergambarkan?"
Alam semesta tersenyum lembut,
Mengalirkan suara dalam angin yang mendesah,
"Jiwa yang mencari, dengarkanlah pesan alam,
Kehidupan adalah simfoni yang terus mengalun."
"Engkau adalah tetes air dalam samudera,
Dalam dirimu tergenggam seluruh alam semesta,
Pahamilah, bahwa kehidupan adalah perjalanan,
Dalam rangkaian kehidupan yang tak terbatas."
Jiwa berbisik dalam gelap malam,
"Dalam gelapku, kutemukan kepingan bintang yang berkilauan,
Apakah ada makna yang tersimpan di sana?
Ataukah semuanya hanyalah ilusi belaka?"
Alam semesta melambaikan sinarnya,
Membentuk pola indah di langit yang berkilauan,
"Saat kegelapan menyelimuti batinmu,
Ingatlah, cahaya tetap bersinar di baliknya."
"Kau adalah keajaiban yang tercipta dari debu bintang,
Dalam gelapmu tercipta cahaya yang menakjubkan,
Dalam tiap hela napasmu, alam semesta bernyanyi,
Teruslah berdialog dengan jiwa, temukan makna yang sejati."
Jiwa merenung dalam keheningan,
Mendengarkan pesan alam yang menenangkan,
Dalam dialog mereka yang tak terucapkan,
Makna kehidupan terhampar di hadapan mereka.
Dialog jiwa dan alam semesta terus berlanjut,
Seperti dentingan piano yang mempesona,
Mengalun mengisi ruang-ruang kosong kehidupan,
Mengungkapkan rahasia di dalam tiap nafas yang dihembuskan.
Dalam dialog jiwa dan alam semesta,
Terjalinlah kisah yang tiada terduga,
Dan ketika akhirnya jiwa melihat ke dalam dirinya sendiri,
Makna kehidupan pun terungkap, tak terbatas dan abadi.