Jogja! Jogja! Tetap Istimewa
Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya Jogja! Jogja! Tetap Istimewa Jogja Istimewa untuk Indonesia
Lagu sederhana karya M.Marzuki yang lebih tenar dengan nama Kill The DJ yang tergabung dalam Hip Hop Foundation. Lagu ini merupakan salah satu wujud keistimewaan ‘orang Jogja’. Salah satu keistimewaan lainnya adalah Kampung Cyber.
Jangan bayangkan Kampung Cyber adalah sebuah desa yang besar dan luas. Sebenarnya Kampung Cyber adalah sebuah RT yang berada di kompleks Taman Sari. Untuk menemukan Kampung Cyber kalian harus menjelajahi Taman Sari terlebih dahulu. Jangan berhenti mencari sebelum kalian menemukan tulisan ‘Selamat Datang di Kampung Cyber’ , paling tidak kalian melihat mural yang berhubungan dengan internet. Jika kalian mengalami kesulitan dalam mencari, sebaiknya kalian bertanya saja. Sesuai dengan pepatah ‘malu bertanya sesat di jalan’.
Kampung Cyber, RT 36 RW 09 Taman Patehan, Kraton, Yogyakarta sebelumnya hanyalah RT biasa, sebelum Antonius Sasongko W.K atau Koko iseng membuat blog bulan Agustus 2008.
“Awalnya saya cuma iseng membuat blog. Di blog itu isinya adalah seluruh kegiatan RT 36, tujuannya supaya warga RT 36 yang merantau bisa tahu kegiatan apa saja yang dilakukan di RT 36” jelas sosok gundul berkacamata itu.
Pada waktu itu, di RT 36 tidak semua orang terkoneksi dengan internet, hanya beberapa rumah saja. Berkaca dari sambutan hangat mengenai hadirnya blog RT 36 ini,muncullah gagasan untuk membangun RT yang semua rumahnya terkoneksi dengan internet. Gagasan ini rupanya juga mendapat sambutan hangat dari warga RT 36 sendiri.
Dalam membangun Kampung Cyber, Mas Koko tidak sendiri, Beliau dibantu oleh Pak Heri Sutanto selaku Ketua RT 36. Sebagai bentuk keseriusan program ini, Pak Heri dan Mas Koko memberikan pelatihan kepada semua warga RT 36, dari anak-anak hingga orang tua.
“Pertama kami diajari dulu bagaimana mengoprasikan komputer. Setelah itu diajari bagaimana membuat email. Setelah membuat email, langsung membuat facebook. Kalau facebooknya sudah jadi, langsung nge-add yang lainnya”. kata Bu Ira, salah satu warga RT 36 menjelaskan mengenai pelatihan internet.
Warga sangat terbuka pada hal baru, selain itu juga tidak malu untuk belajar, hal itulah yang membuat program ini terus dikembangkan. Pengadaan komputer di cakruk RT 36 merupakan bukti keseriusan warga untuk belajar menggunakan internet.
Sifat dasar manusia adalah ingin tahu, hal itu juga yang akhirnya membuat warga memiliki inisiatif untuk membeli komputer pribadi dan menyambungkan dengan internet. Inisiatif ini rupanya dimiliki oleh seluruh warga RT 36, hingga akhirnya semua warga terhubung dengan internet. Kemudian muncullah nama Kampung Cyber.
“Spontan sih, mencari nama yang beda. Kalau ‘Kampung Internet’ orang pasti langsung tahu maksudnya apa. Tetapi kalau Kampung Cyber kan orang masih mikir, ini tempat apa. Selain itu nama Kampung Cyber lebih menarik”. kata Mas Koko berusaha menjelaskan asal-usul nama Kampung Cyber.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi mempengaruhi kehidupan kita. Dalam hal ini warga melihat peluang dari adanya internet. Sebagai pengguna yang bijaksana, warga RT 36 memanfaatkan internet untuk mendongkrak perekonomiannya. Warga yang memiliki usaha batik, memanfaatkan internet untuk berjualan batik.
“Ya kalau sekarang sudah enak ada internet. Sangat terbantu karena saya berjualan lewat internet. Biayanya murah dan lebih efektif untuk promosi”. tutur Iwan, salah satu pengrajin batik yang memanfaatkan internet untuk berjualan.
Kini Kampung Cyber merupakan RT yang lebih maju dibanding RT yang ada Taman Patehan. Keunikannya menjadikan RT ini sebagai lokasi penelitian. Bahkan saking istimewanya, Kampung Cyber beberapa kali diliput oleh media massa lokal maupun nasional.
https://soundcloud.com/christi-mahatma/kampung-cyber-3
Komentator: Vincentius Jenviari Duan Putra (110904308)
Nilai : 70