Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sedikit Pemikiran untuk Jakarta: Manajemen Pembangunan terhadap Pertumbuhan Fisik Kota (Bagian: 2)

4 Januari 2011   08:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:58 384 0
By Christie Damayanti

Pertumbuhan fisik Jakarta dalam kedudukannya sebagai pusat kegiatan, menyebabkan kota ini memiliki kehidupan yg lebih kompleks dibandingkan dgn kota2 lain di Indonesia. Dan sebagai wujud dari kehidupan Jakarta yg dinamis, dapat dilihat dari bentuk fisik kota yg semakin berkembang, terutama pembangunan high rise building ( perkantoran, apartemen, hotel, dll ), perumahan, pergudangan dan industry.

Jakarta terdiri dari 5 wilayah kota

Sebagai Unit Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan( DP2B ), mempunyai kewajiban untuk mengawasi, mengatur dan mengarahkan pembangunan fisik kota, agar terciptanya kondisi kota yg tertib dan teratur.Tugas tersebut tidaklah ringan, menyangkut wilayah sekitar + 661,26 km2 ( termasuk Kepulauan Seribu ). Untuk itu dibutuhkan suatu organisasi yg benar2 efektif dan efisien guna menangani tugas pengawasan pembangunan fisik kota Jakarta dengan segala aspeknya.

Pengawasan dan pengendalian tersebut dilakukan terhadap semua unsure dan elmen yg terlibat dalam proses pembangunan bangunan gedung, yaitu para pelaku ( konultar/ perencana dan pemborong ), bahkan sampai dengan produk2 yg dihasilkannya, yaitu gambar2 rencna bangunan maupun fisik bangunan sebagai hasil akhirnya.

Dalam tugas pengawasan, memang DP2B yg bertanggung jawab, tetapi partisipasi aktis dari masyarakatakan sangat menentukan keberhasilannya, khususnya didalam masyarakat mau mematuhi peraturan2 yg teah ditetapkan, baik itu dalam kapasitasnya sebagai pribadi, kelompok2 masyarakat maupun sebagai pengusaha. Kebijakan Pemda DKI Jakarta dalam pembangunan fisik adalah tercapainya lingkungan hidup yg nyaman, aman, tertib dan bersih.

Hubungan antara Pemda dengan masyarakat adalah ‘saling berjabat tangan’.

Pemda mendambakan inisiatif dan kreativitas dari kalangan professional terhadap perubahan2 atau harapan2 terhadap lingkungan yg ingin dibangun, dan senantiasa melibatkan diri dalam semua kegiatan dalam proses pembangunan.

Dalam melasanakan fungsi2 tersebut, DP2B mempunyai kepentingan untuk mengakomodasikan berbagai profesi jasa konstruksi sebagai mitra kerjanya yg diatur secara formalberupa Surat IzinBekerja Perencana ( SIBP ) dan Tanda Daftar Rekana ( TDR ). Profesi arsitek, sipil, instalasi dan kelengkapam banguan dikendalikan dgn SIBP untuk merencana dan ‘mendesain’ kota menjadi ‘tempat hidup’ bagi warga Jakarta yg lebih manusiawi.

Dasar dari penunjukan sebagai pemberi jaya perencanaan, adanya kepercayaan dari pemberi tugas. Dari dasar kepercayaan inilah, ada keyakinan bahwa pemberi jasa dianggap mempunyai intergritas dan tanggung jawab untuk melaksanakan penugasan ini dengan baik, secara professional dengan cara yg effisien dan efektif.

Jakarta yg indah akan membuat kita betah dan lebih meningkatkan kesejahteraan hidup warga kota.

Tanggung jawab profesi jasa konstruksi yg utama adalah keterkaitan dan perhatian terhadap :

Masarakat :

Meskipun tugasnya adalah menjaga kepentingan pemberi tugas dapat terpenuhi, namun tata nilai yg digunakan dalam mengambil keputusan atau memberikan saran harus memandang juga kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang dari masyarakat secara keseuruhan. Misalnya, membuat perencanaan yg tidak akan merusak / membatasi kemungkinan adanya peningkatan terhadap lingkungan di masa mendatang.

Pemberi tugas :

Memastikan kebutuhan dari pemberi tugasnya, menghasilkan bangunan yg handal dalam waktu dan harga yg tepat. Menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan biaya bangunan dan mampu mengatur langkah yg diperlukan untuk member hasil.

Profesi :

Mampu menjaga nama baik profesi dgn menunjukkan pemberian jasa perencanaan yg efisien dan terpercaya melalui normal dan nilai perhimpunan profesi sesuai aturan tata laku kode etik professional.

Perusahaan :

Mampu membina organisasi yg efektif, dapat dipercaya, antusias dalam suasana yg positis dangan bentuk kepemimpinan yg menunjang, pendelegasian tanggung jawab dan otoritas serta mampu mempertanggung jawabkan keputusan yg diambil.

Desain tim :

Memberikan kepemimpinan yg afektif dgn penekanan pada aspek hubungan manusiawinya, melalui komunikasi yg afektif, pola keja yg baik, penentuan sasaran yg diharapkan untuk setiap anggota tim dan mendorongnya utk memberikan kontribusi yg terbaik.

Semua pelaku pembangunan :

Memiliki pengetahuan mengenai industry konstruksi dan berbagai ragam teknologi yg relevan dan terbaru untuk efisien hasil yg dituju.Terhadap prosesutk memberikan kekuatan hukum, harus mengkoordinasikan semua pihak yg akan menentukan perijinan, pihak yg akan terpengaruh oleh proyek dan pelaksanaannya. Langkah ini membutuhkan kemampuan utk menjelaskan kepada berbagai pihak mengenaik lingkup dan tanggung jawab masing2.

Dari beberapa tinjauan mengenai tanggung jawab professional jasa konstruksi, baik sebagai akibat dari diterimanya pengakuan untuk berprofesi jasa kontruksi maupun terhadap kondisi keadaan yg melatar belakangi industry konstruksi dan pertimbangan aspek profesi jasa, membutuhkan suatu sikap dan kesungguhan untuk selalu menjalankan tugas profesinya dgn integritas dan kepentingan nasional. Persaingan dalam berbagai aspek selalu akan menyentuh pada aspek etika dan ketegaran kepribadian dalam menghadapi berbagai godaan.

Dengan melibakan potensi masyarakat melalui mekanisme SIBP, pada hakekatnya pembangunan di Jakarta baik dari segi positif maupun segi negative, bukan semata2 hasil karya Pemda DKI saya, melainkan suatu hasil karya bersama antara masyarakat profesionak daam bidang teknis bangunan maupun Pemda.

Walaupun secara teoritis telah diupayakan pengaturan sedemikian rupa, namun demikian disadari bahwa masih banyak kelemahan yg terjadi sehingga menghasilkan bangunan2 yg kurang tertib di lapangan. Untuk itu Pemda DKI harus terus menerus melakukan perbaikan system serta mekanisme, baik yg menyangkut intern Pemda maupun kaitannya dgn para professional bidang teknis bangunan serta masyarakat pada umumnya.

Catatan hati :

Sepertinya, hubungan antara Pemda dan masyarakat, seperti ‘jigsaw’ Seperti ada yg ‘hilang’. Seharusnyalah,potongan2 tersebut tidak ada, semua ‘lengkap’ untuk kesejahteraan kita bersama.Jangan ada ‘oknum’ untuk memperkaya diri sendiri ….. I hope … !!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun