Pabrik sepatu kayu? Aahhh ….. tidak seperti pabrik. Justru seperti rumah pedesaan di Marken, Volendam …..
Selamat datang, di Marken!
Marken berada di ujung kapal itu, begitu kami keluar dari sana. Gerimis memang sudah reda. Tetapi angin laut tetap saja besar, dan itu yang membuat aku terus merapatkan manter dan syalku, agar dada dan leherku tetap terjaga, kehangatannya.
Aku kembali duduk di atas kursi rodaku, dan di dorong Dennis. Michelle ditemani Rushell dan mereka terlibat obrolan yang asik. Entah apa topiknya, tetapi Michelle tertawa2 senang. Michelle ternyata mampu meng-aplikasikan bahasa Inggrisnya dengan sangat baik! Bukan 'baik' saja, tetapi 'sangat baik!'
Mengapa aku katakan demikian? Ya, karena jika kita bicara bahasa asing yang tidak kita kuasai 100%, biasanya kita tidak mampu untuk bicara banyak. Kita bisa bicara sekedarnya. Menjawab sekedarnya. Bertanya sekedarnya. Tetapi anak2 itu berbeda.
Seperti Michelle, misalnya. Dia mampu menjawab pertanyaan Rushell bukan hanya sekedar menjawab, tetapi juga memancing pertanyaan2 baru yang lain, bahkan bisa bercanda! Sehingga mereka terlibat diskusi yang terlihat menyenangkan!
Seorang anak 14 tahun, yang sebenarnya masih sangat pemalu, Michelle mampu mengobrol dengan orang asing dengan bahasa Inggris. Ya, memang sekarang anak2 yang lebih kecil pun sudah bisa bicara dengan bahasa Inggris. Tetapi Michelle berbeda. Dengan 'malu' nya yang sangat keterlaluan sebelumnya, serta kemanjaan dan ketidak-peduliannya tentang lingkungan dan teman2ku, ternyata Michelle mampu membangun dirinya lebih baik, tanpa aku suruh dan aku paksa.
Dan ini yang katakan, bahwa berlibur bisa menjadikan pengalaman yang berharga! Berlibur ke luar negeri, bukan hanya sebuah liburan mahal dan hanya untuk 'gaya2an' saja, tetapi itu sungguh menjadikan sebuah keterbukaan untuk pemikiran mereka, hati mereka dan yang lebih jauh lagi, untuk membuka mata mereka bahwa 'hidup itu indah, hidup itu luar biasa jika kita mampu untuk terus berada dalam pengucapan syukur' .....
*** Marken itu sebuah pulau kecil di Volendam. Tetap saja bukan seperti pulau karena sudah dihubungkan dengan jembatan, sehingga kami tidak perlu menyeberang lagi ke Volendam. Bus wisata kami sudah menunggu disana.
Acara wisata kami belum selesai. Dari keluar kapal, kami berjalan agak santai menuju pabrik sepatu kayu khas Belanda. Perjalanan kami ke pabrik itu, sama dengan perjalanan kami dari bus wisata kami ke pelabuhan. Melewai rumah2 kecil nelayan.Rumah2 cantik dan rapi serta bersih. Tetapi ternyata di Marken, lebih banyak terlihat penduduk.
Anak2 berlari2, main sepeda dan bermain dengan hewan peliharaannya. Ada kucing, anjing bahkan kelinci. Anak2 itu sudah biasa dengan wisatawan asing, sehingga mereja tidak peduli gerombolan2 wisatawan berjalan di antara rumah2 mereka.
Rumah2 kecil pedesaan di Marken, sekeliling pabrik sepatu kayu. Bunga2 berwarna warni masih tumbuh dengan subur. Cuaca cukup bersahabat. Lihat ….. ada seekor kucing hitam-putih disana …..
Sebuah rumah cantik, kecil dan benar2 tidak ada penghalang antara rumah dan kami, mampu menyedot rasa ingin tahuku. Betapa tidak? Rumah2 itu kecil dan jendelanya tanpa pembatas. Tanpa teralis, vitrage apalagi gordin. Sehingga aku benar2 leluasa melihat 'ada apa didalamnya'.
Belum puas aku mengamati lingkungan, kami sudah sampai ke pabrik sepatu kayu khas Holland. Hmmmm, pabrik itu bukan seperti pabrik. Pabrik itu lebih seperti rumah besar cantik! Tidak ada suara2 berisik, tidak ada tukang2 lalu lalang. Bahkan eksterior pabrik itu seperti sebuah tamah surga dengan bunga2 yang masih bermekaran serta sepatu2 kayu sebagai hiasan dekorasi.
Sepatu kayu Belanda, disebut ‘clog’, digantung di depan pabrik dengan bunga2 berwarna warni …..Hanya ini yang bisa ditengarai, bahwa ‘ini adalah pabrik sepatu’. Selebihnya, seperti rumah pedesaan biasa, di Marken
"Hmmmmmm ..... Indahnya jika bisa disini selamanya .....", mimpiku bertambah dan bertumbuh lagi.
Sebelum kami masuk ke dalamnya, kami harus antri terlebih dahulu karena kelompok wisatawan sebelumnya masih di dalam. Masalahnya adalah pabrik itu tidak besar, sehingga jika mereka memberikan presentasi akan tidak terlihat dengan kerumunan wisatawan itu. Sehingga, jadilah kami menunggu.
Sapinya pakai sepatu kayu Belanda ..... hihihi .....
Narsis berfoto2 disana, sebelum masuk ke dalam pabrik. Latar belakang sebuah monument sepatu kayu Belanda ……
Tidak apa2 sih, aku justru lebih bisa mengambul kesempatan mengamati lingkungan dan berfoto2. Lingkungan yang asri dan cantik, membuat aku semakin lupa dengan keterbatasnku. Tahu tidak?
Sejak liburan ini, aku semakin percaya diri ingin berjalan, berbicara bahkan mencoba untuk 'berlari'. Dan hasilnya sangat luar biasa! Anggota tubuhku semakin enak untuk digerakkan, kakiku semakin lincah untuk diayun, walau aku harus terus berdabar untuk tidak memaksakan kehendakku, sebelum Tuhan berbuat lebih demi keinginanku.
Terus belajar sabar, seperti ketika waktu aku ingin cepat berfoto bersama burung2 disana, tetapi tidak bisa, karena kakiku masih cukup hanya berjalan biasa, untuk mencapai burung2 itu sebelum mereka beterbangan ......
Sebelumnya :
Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam
Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan …..
‘Fish & Chips’ : Makanan Khas Kota PenghasilIkan
‘Fotograaf de Boer’ : Kenangan Terindah dari Volendam
Keju, Keju, Keju dan Keju di ‘Cheese Factory’ Volendam
Ke ‘Cheese Factory’ di Gerimis Volendam
Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum
Sisi Lain ‘Volendam’, Selain Sebagai Desa Nelayan
[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami …..
‘Molen De Gooyer’ : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij …..
Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata ‘Hop-On dan Hop-Off’
Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!
Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat
The FEBO ‘De Lekkerste’ : Kedai Burger Otomatis di Holland
‘Perburuan’ itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam …..
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..
Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..
‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'
'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad – 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
KetikaAku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh