Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Padatnya Traffic Silaturahim

8 Agustus 2013   17:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:30 94 0
Rintik air telah deras turun dari langit. Mengguyur bumi Jakarta ditengah hari kemenangan. Menambah syahdu suasana lebaran di Jakarta. Sore yang lembut mengiringi permohonan maaf kepada siapa yang ingin dikunjungi.

Tingginya air di Kampung Pulo Jakarta timur tidak menurunkan minat warga untuk silaturahim. Mereka membuat rakit sederhana untuk pindah dari rumah ke rumah lainnya. Bambu dan kayu sisa seadanya cukup menjadi pengapung sebagai penghantar maksud meminta maaf pada tetangga dan handai taulan di tengah banjir setinggi 4 meter.

Traffic silaturahim yang luar biasa. Tak kenal masa lapang dan sempit. Semua upaya silaturahim dilakukan untuk mewujudkan hari raya idul fitri yang sarat makna. Jarak yang jauh tak membuat surut semangat silaturahim, tak mengurangi makna hakiki yang terkandung dalam kata silaturahim.

Kemudahan komunikasi yang dialami selama 4 tahun terakhir patut disyukuri. Hingga traffic yang tinggi pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri tidak menjadi kendala operator seluler di Indonesia. Kemudahan perjalanan di Tanah Abang menjelang lebaran juga patut disyukuri.

Selepas Sholat Idul Fitri pagi tadi kendaraan sudah berseliweran di jalan-jalan kampung hingga jalan arteri dan protokol. Bahkan traffic silaturahim sudah tinggi sejak kemarin, H-1 menjelang Lebaran melalui pesan singkat atau telepon jarak jauh. Sungguh makna silaturahim dapat menyatukan yang jauh jadi dekat.

Bagi sebagian masyarakat, silaturahim tidak afdhal bisa tidak bertatap muka. Lokasi yang jauh diupayakan menjadi dekat dengan berbekal jauh-jauh hari untuk mudik. Lokasi yang masih di sekitar Jakarta ditempuh dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Hingga traffic kendaraan di jalan sangat padat sejak pagi. Satu tradisi silaturahim yang senantiasa dihidupkan di masyarakat.

Padatnya traffic silaturahim ini seharusnya menjadi kekuatan tersendiri bagi sebuah masyarakat dan negara untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan yang telah runtuh dikikis tarik-menarik kepentingan personal dan kelompok tertentu. Trafic silaturahim yang padat mestinya mampu meredam segala bentuk fitnah yang terjadi atas dasar kepentingan personal belaka. Sudah puluhan tahun, persatuan dan kesatuan disingkirkan demi egoisme segelintir kelompok yang rakus meraih kekuasaan.

Mari bergandengan tangan membangun Indonesia, dengan bekal makna hakiki silaturahim dan kepatuhan pada aturan yang berlaku bagi dirinya. Untuk Indonesia yang lebih baik, kokoh persatuan masyarakat, dan memiliki imunitas atas fitnah yang beredar dari kelompok-kelompok tak bertanggung jawab.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H.
Jadikan Indonesia Unggul di Dunia Internasional,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun