Untuk menyuarakan protes atas suatu peristiwa, kebijakan atau sejenisnya, jamak ditemui para pengunjuk rasa melakukannya dengan aksi yang bersifat “simbolis” atau “teatrikal”. Dalam arti, pesan-pesan ketidaksetujuan yang bersifat meminta perhatian itu tersirat dalam pertunjukan yang dilakukan itu. Misalnya: aksi membenamkan diri dalam lumpur untuk menunjukkan penderitaan rakyat Sidoarjo, membawa keranda mayat sebagai simbol matinya nurani, memberikan ayam betina guna menyindir kepengecutan dan sebagainya. Harapannya, agar pihak yang dituju terketuk dan cepat mengerti pesan yang dikehendaki.