Menjadi pemeras harus cerdas. Pola-pola pemerasan gaya lama tentunya ditinggalkan. Karena bisa "berbahaya" bagi keamanan dan juga kenyamanan. Di samping itu, mereka yang selalu belajar dari pengalaman, tentunya berpikir secara cerdik.
Agar dengan mudah dan nyaman dalam melakukan pemerasan, tentunya modus yang palingdipilih bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal tanpa merepotkan/mengotori tangan sendiri. Di samping pelaku memperoleh hasil yang maksimal, energi yang dikeluarkannya pun bisa ditekan. Demikian juga agar obyek yang dia peras tidak sedemikian cepat mengalami kerusakan karena kekuranghati-hatian dalam proses pemerasannya.
Pemeras yang bijaksana tentunya mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Target utamanya ada hasil yang maksimal, aman, tidak melelahkan dan obyek pemerasan tetap terjaga kondisi terbaiknya. Sudah bukan zamannya, memeras dengan cara lama, telah banyak metode yang paling efektif dalam melakukan pemerasan.
Tentu saja bukan bermaksud mengajari, hanya memberi contoh pola-pola pemerasan yang diyakini efisien sekarang-sekarang ini. Di antaranya adalah:
Saya yakin, jika Anda bukan “anak mami” pasti tahu rasanya memeras cucian secara manual. Selain terlalu lama, tentu saja terasa melelahkan, bahkan sering membuat pegal dan sakit pinggang. Dengan hadirnya mesin cuci/laundry ini, jelas membuat para pemeras sangat-sangat terbantu, apalagi saat tiba musim hujan.
Yang ini tepatnya memang mesin “pemerah”, tapi tak mengapalah, karena menurut saya tak jauh beda dalam kegiatannya memeras. Menghasilkan benda cair/susu dalam outputnya . Memerlukan keahlian khusus saat hendak melakukannya dengan cara manual. Dengan mesin ini, selain lebih bersih dan praktis, relatif lebih aman karena terhindar dari “tendangan”.
Contoh ketiga ini, tentunya saya tak ingin memperdebatkan ketepatan tentang memerah atau memeras. Pastinya, dengan alat sejenis ini, sangat membantu ibu-ibu dalam tugas mulianya memberikan ASI bagi anaknya, meskipun sibuk bekerja. Menurut saya, lebih praktis, mudah dan aman jika dilakukan sesuai dengan petunjuk yang ada. Lebih repot jika melakukan secara manual tentunya. Karena selain alasan kebersihan, jika dilakukan secara manual akan lebih membutuhkan waktu dan melelahkan. Baik itu menggunakan tangan sendiri ataupun meminta bantuan suami yang kemungkinan besar enggan, atau jikapun bersedia, dikuatirkan tak konsisten dengan tujuan awalnya.