Aku tak tahu mengapa ini selalu terjadi. Tanganku mudah sekali melayang menerpa wajahnya yang lembut. Pipinya seolah kanvas putih yang menjadi pertanda luka jiwa. Bilur merah tak jera membias di sela isak tangisnya.
Aku tak tahu mengapa ini selalu terjadi. Tanganku mudah sekali melayang menerpa wajahnya yang lembut. Pipinya seolah kanvas putih yang menjadi pertanda luka jiwa. Bilur merah tak jera membias di sela isak tangisnya.