Sebenarnya, dahulu ketika pemerintah berencana mengambil kebijakan pembatasan BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi hanya diperuntukkan bagi angkutan umum, niaga dan sepeda motor, serta merintis konversi ke BBG (Bahan Bakar Gas), secara pribadi Saya meski terasa berat telah “legowo” menerimanya. Sebagai salah satu pemilik mobil pribadi (meski kendaraan tua tapi tetaplah mobil), saat itu sudah terpikir rencana buat Saya untuk lebih mengetatkan pengeluaran. Dengan harapan mencoba menyesuaikan diri untuk mengisinya dengan pertamax, atau jika ternyata terasa tak mampu, maka akan lebih baik mengandangkan mobil Saya dan kembali menjadi biker, bersepeda motor ria lagi seperti dulu. Meskipun jarak tempuh dari rumah ke kantor sekarang tak sedekat yang dahulu. Atau dengan segala ketidaknikmatan yang harus dihadapi, tak ada salahnya menggunakan angkutan umum. Pokoknya dengan berbagai usaha adaptasi lah.