Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Bikin Cerita Fiksi Kok Endingnya Ngambang!! Payah?!

3 Februari 2012   10:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 865 3
Hasil tulisan yang bisa dibilang "bebas risiko" memang sebuah tulisan fiksi. Paling tidak kita tak perlu bersitegang atau berdebat tentang isi tulisannya. Kalau cuma dibilang jelek, ya nggak masalah. Daripada didebat kusir tak karuan.

Menulis dan membaca sebuah karya fiksi jelas tak jauh dari soal selera, masing-masing mempunyai perbedaan yang bergantung dari apresiasinya. Khusus masalah ending (akhir cerita) pun seringkali banyak keinginan/pendapat. Sebagian besar banyak yang suka karya fiksi yang endingnya tuntas (tamat setamat-tamatnya), namun banyak pula yang mampu tetap menikmati sebuah cerita fiksi yang akhir kisahnya sengaja dibuat tak pasti, mengambang, diserahkan sepenuhnya ke pembaca.

Menurut Saya pribadi, mengenai ending sebuah kisah fiksi sebenarnya bergantung pada tema utama ceritanya itu sendiri. Ada yang secara tema dibutuhkan sebuah ending yang merupakan muara dari seluruh konflik yang terbentuk dalam cerita tersebut. Tentu saja ending yang bersifat "tamat" dalam hal ini sangat dinantikan pembaca.

Namun, sekali lagi, ada juga ending yang meski menggantung atau mengambang, tetap dinikmati oleh pembacanya karena jalinan ceritanya memang bersifat "misteri". Dan jangan salah, terkait tema utama sebuah cerita atau kisah fiksi, baik yang murni fiksi ataupun yang diangkat dari kisah nyata, ada kisah-kisah terkait tema tertentu yang endingnya memang "harus" diakhiri dengan mengambang atau menggantung.

Anda mungkin berkeberatan dengan teori Saya ini, namun alangkah baiknya kita camkan kembali bahwa banyak tema kisah yang akan lebih dimaklumi dan dianggap terbaik jika akhir ceritanya harus mengambang atau menggantung itu. Beberapa contoh tema yang dapat kita buat bisa menjadikan teori Saya itu bisa diterima. Tema bisa sama atau terkait dengan judul yang dipilih, dari judulnya bisa kita ketahui tema cerita yang endingnya lebih tepat jika diakhiri dengan hal seperti yang saya maksud. Misal atau contoh itu adalah rencana judul cerita fiksi Saya dibawah ini :

1. Bunuh Diri Di Kusen Pintu


2. Kayu Kering Di Tengah Telaga

3. Suatu Pagi, Ketika Nek Ijah Berjongkok di Pinggir Kali

4. Kelelawar Ketiduran

5. Mayat Lelaki Yang Tadinya Tenggelam


6. Telur Busuk Kecebur Sumur

7. Bebek Kampung Di tengah Kolam

8. Enceng Gondok Bercinta Di Kalimalang

9. Ketika lemari Baju sudah Penuh


10.Status Anas Di KPK

11. Kelanjutan Kisah Miranda Di KPK

12. Kelanjutan Kisah Angelina Di KPK

13. Akhir Terpidana Narkoba Di China

14. ..........

Itulah beberapa judul yang saat dijadikan tema sebuah karya fiksi, seringkali endingnya pasti/cenderung "mengambang" atau "menggantung".

Menurut Anda bagaimana? Mohon pencerahannya.

Salam Fiksi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun