Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Tangis Si Kecil di Kaki Bukit Cemara

14 Maret 2012   09:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:03 148 0


Semilir angin dingin menyusuri bukit cemara. Dinginnya menambah beku suasana keluarga kecil di kaki bukit itu. Keluarga sedang risau. Perekonomian morat marit. Anak menjerit menahan lapar. Biaya pendidikan pun tak berpihak. Sementara suami cemas tak ada penghasilan tetap dan pasti. Istri bingung susu tak terbeli. Gambaran keluarga muda miskin.

Sebelum kenaikan harga BBM 1 Oktober 2005 saja hidup mereka sudah payah, apalagi kini. Semua harga barang kian melambung tanpa kompromi. Mengharapkan janji pendidikan gratis? Semua seakan mimpi. Inilah nasib orang kecil yang hidup serba pas-pasan. Kalau lagi beruntung, ya bisa makan. Kalau tidak? Ya puasa. Kalau ada biaya, anak bisa sekolah, kadang hanya tingkat SLTP bahkan cukup lulus SD. Yang penting bisa baca-tulis agar tak mudah dibodohi. Meski tak jarang tetap saja dibodohi oleh orang pinter yang lupa diri. Mau mengadu pada siapa?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun