Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Kartini, Pijar Warisanmu Turut Menerangi Langkah Kaoem Poeteri Pribumi Hingga Kini

22 April 2023   16:30 Diperbarui: 22 April 2023   16:45 197 3
 Ia tak sempat menikmati hidup lama. Beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya bernama R.M. Soesalit Djojoadhiningrat, ia kembali ke haribaan Yang Maha Kuasa dalam usia 25 tahun. Namun di masa kehadirannya yang  pendek di dunia, ia telah memancarkan sinar pencerahan pada kesetaraan kaum perempuan di bumi pertiwi. Panjang Pancaran sinarnya bahkan panjang umurnya, hingga kini masih bersinar.

"Dari gelap terbitlah terang", semboyan itu ia gaungkan ke seantoro negeri terjajah hingga negeri penjajahnya.

Membuka kesadaran hati banyak orang, bahwa perempuan pada hakikatnya setara dengan laki-laki. Gerakan menyetarakan perempuan, pendidikan adalah koentji!

Ia adalah Ibu Raden Ayu Kartini atau yang lazim dikenal dengan RA Kartini, sosok perempuan pejuang dan penggerak emansipasi wanita ini lahir di Jepara 21 April 1879, wafat pada tanggal 17 September 1904 dan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan di Kabupaten Rembang. Kartini semasa hayatnya terdidik sebagai santriwati dari Kyai Soleh Darat Semarang, guru yang sama untuk KH Wahid Hasyim (Pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhamamdiyah). Para penggerak itu rupanya satu guru, satu hulu. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun