Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Menjadi Netizen Itu Hak Berwarga Negara

16 Januari 2022   09:00 Diperbarui: 16 Januari 2022   10:27 264 6
Saya sebetulnya tidak paham tentang sebutan netizen yang seringkali dikonotasikan negatif oleh sebagian besar orang sebagai tukang kritik, erat dengan caci maki, komentar bodoh, atau bahkan tidak beretika. Padahal sebutan netizen sendiri merupakan istilah yang netral sejak dari definisi harfiahnya.

Mungkinkah ini karena laporan Google yang menyatakan bahwa netizen Indonesia tidak sopan? Ah, rasanya sebelum laporan itu muncul pun, netizen Indonesia sudah dipersepsikan demikian. Ataukah karena polarisasi politik, sehingga kultur berkomentar netizen di dunia maya menjadi semakin buruk? Sepertinya bukan itu sebabnya.

Saya menilai bahwa pendidikan progresiflah yang memegang kunci mengenai adab lintas zaman. Apa artinya? Dulu, kita dibiasakan untuk santun berbicara terhadap siapapun lawan bicara kita. Namun, bedanya kita dimungkinkan berpindah-pindah antara dua semesta. Satu semesta nyata, satu lagi semesta maya: ya, internet itu. (Omong-omong, kita belum bicara soal metaverse, ya. :) )

Kurangnya pendidikan mengenai netiket atau etika dalam berinternet barangkali menjadi sebabnya. Coba, ada berapa orang yang tahu kalau ternyata dalam etika berinternet, kita harus menghargai waktu dan bandwidth orang lain saat sedang browsing? Atau mari kita lihat rule #8, sudah sejauh mana kita menghargai privasi orang lain saat sedang berselancar di dunia maya?

Mari telaah lebih teliti kebiasaan berdialektika di media sosial. Bijaklah dalam berkomentar dan jangan mudah marah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun