Chozin bersama isterinya mengaku merasa geram sekaligus khawatir membayangkan kejadian itu. Terlebih, diketahui dia memiliki 3 orang putri yang masih anak-anak. Ia dan isterinya mendiskusikan para pelaku kejahatan seksual bisa menggunakan kedok apa pun dalam menjalankan aksinya, seperti agama, pekerjaan, dan lain-lain. Sehingga, baginya, para orang tua harus berhati-hati.
"Terutama kepada orang tua, lebih baik protektif dari awal, ajari anak-anak untuk tidak mudah percaya kepada orang yang belum kenal atau orang dekat sekali pun ketika meminta sesuatu yang tidak masuk akal. Dan biasakan anak-anak kita itu untuk kritis, untuk bertanya ketika ada yang ngajak ini, ngajak itu, jangan langsung mau begitu," kata Chozin kepada Barisan.co, Jumat (18/12/2021).
Chozin mengungkapkan untuk langkah pencegahan yang ia dan isterinya lakukan untuk melindungi putri-putrinya. Pertama, mengajari bergaul agar ketika anak mulai berinteraksi dengan masyarakat luas tidak kaget dengan fenomena yang bisa saja terjadi.
Tinggal di cluster perumahan, tak jarang warganya ada yang cenderung individualis. Maka itu, Chozin mendirikan rumah tahfidz agar ada interaksi antar anak-anak di sekitar kompleks perumahannya.
Menurutnya, ketika adanya interaksi dan saling mengenal satu sama lain, maka mereka akan saling melindungi satu sama lain. Ini juga menjadi salah satu langkah pencegahan bagi anak-anak dari predator seks.
"Sehingga kalau ada apa-apa dibantu diamankan karena saling mengenal," tuturnya.