Akhirnya, beberapa anggota security datang membawa lampu senter dan mengatakan, "Mohon agar semua keluar, sedang ada simulasi bencana di gedung ini!" Kami beranjak ke luar gedung, menelusuri lorong-lorong yang mendadak menyerupai labirin. Turun lantai tidak menggunakan lift, melainkan tangga darurat. Pokoknya, pedoman kami mengarah pada penanda yang bertuliskan EXIT.
Kami sampai di luar gedung, persis di halaman gedung. Banyak orang berkumpul di sini. Tak pandang jabatan, entah direktur maupun tukang sapu, semua mendengarkan briefing melalui megafon yang digunakan petugas damkar. Saat itulah, dia penguasa tunggalnya. Kami semua, tidak boleh tidak, harus mengikuti arahannya. Di sisi lain, tampak beberapa orang yang digotong dengan menggunakan tandu.