Pagi hari itu Rini duduk termangu seorang diri dikursi meja makan. rintik hujan menemani kegalauan hatinya dipagi yang dingin itu. Pikirannya menerawang memutar balik kisah perjalanan hidupnya. Dua puluh enam tahun usia perkawinannya yang telah menghasilkan dua putra baginya itu telah berahir dengan sendu. Dari kaca mata luar, tidak ada yang salah dengan pernikahan yang bahagia itu. Tetapi ia telah mengahirinya, karena pernikahan itu penuh dengan kebohongan, kepalsuan dan penghianatan. Cinta tidak pernah hadir dirumah ini.
KEMBALI KE ARTIKEL