Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Lemah Vs Lembut

14 Agustus 2012   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47 335 1
Lemah-lembut itu harusnya tidak saling bersahabat. Lemah-lembut itu harusnya tidak menjadi patron untuk menggambarkan sosok wanita sejati-idaman seluruh dunia. Seolah-olah jika seorang wanita tidak menerapkan lemah-lembut maka ia akan dikutuk mejadi batu seperti malin kundang anak durhaka :p

Wanita memang harus lembut, tapi tidak boleh lemah. Lembut adalah fitrah seorang wanita, se-tomboy apapun seseorang pasti ada sisi kelembutan yang ia simpan. Menurutku semua wanita punya sisi itu, hanya perlu dimunculkan saja. Wanita harus cukup lembut unutuk mengusap kepala anak-anaknya, menebarkan kasih sayang, menjadi sandaran bagi kelelahan suaminya, menjadi penerang dan pemberi ketenangan untuk keluarganya.

Tapi untuk "lemah"? No! Big No!

Wanita sejati seharusnya tidak pernah identik dengan kata lemah. Mereka harus kuat untuk menguatkan suaminya, mereka harus kuat untuk mendidik dan membesarkan anak-anakya -menyiapkan mereka menjadi generasi rabbani-, mereka harus kuat dan tidak cengeng untuk memanggul amanah-amanah perbaikan umat. Cukup kuat untuk mampu mengurus dirinya, anaknya, suaminya, orang tuanya, dan masyarakat. Mereka adalah tiang sebuah bangsa...

Wanita menyimpan kekuatan dan memiliki kelembutannya. Tidak cengeng dan manja, tidak mudah menyerah, tidak cepat berputus asa. Khadijah, Asma, Fatimah, dan banyak lagi jajaran wanita yang mengukir sejarah-sejarah besar dunia tidak pernah memilih jalan menjadi wanita yang lemah. How about you? :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun