Setiap kali Imlek tiba, ingatan kita sering tertuju pada seorang tokoh yang pernah menjadi presiden keempat Indonesia: Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Nama ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah bagaimana Imlek kembali dirayakan secara terbuka di Indonesia setelah bertahun-tahun terkekang. Gus Dur, dengan keberanian dan kelapangan hatinya, membuka jalan bagi pengakuan budaya Tionghoa di tanah air. Namun, mengapa peran Gus Dur begitu monumental dalam konteks Imlek, dan apa sebenarnya yang kita pelajari dari kebijakan ini? Mari kita ulas.
KEMBALI KE ARTIKEL