Suatu hari di malam jumat, seperti biasa Den Bagus datang ke rumah Jeng Sritil. Namun kali ini bukan Jeng Srintil yang keluar menemui, malah bapaknya Den Behi yang keluar ngajak main catur. Rupanya Jeng Srintil sedang mendampingi ibundanya di acara pengajian di rumah tetangga sebelah.
Sambil menyeruput segelas kopi hangat ditemani dengan sepiring singkong rebus, Den Bagus melayani tantangan bermain catur calon mertuanya ini. Dia berkesempatan memegang bidak putih dan strategi Pembukaan Gajah Raja. Namun calon mertuanya tidak kalah sengit. Dia menggunakan pertahanan Caro-Kann yang menunda menyerang hingga posisinya solid.
Entah bagaimana awalnya, calon mertuanya memulai mengajak berbincang serius tentang hubungannya dengan Jeng Srintil. Beberapa nasihat tentang bagaimana seharusnya seorang pria, disampaikan oleh calon mertuanya ini.
"Mas Bagus, kebanggan seorang ayah itu adalah apabila dia bisa mendidik anak-anaknya dengan baik. Memberikan pendidikan yang layak, tempat tinggal yang layak dan menjadi seorang ayah sekaligus teman bagi anak-anaknya."
Den Bagus yang mendengar nasihat calon bapak mertuanya inipun cuman bisa bilang, "Inggih Pak... Inggih Pak..." sambil menggerakkan bidak caturnya.
"Nah jadilah sahabat bagi anak-anakmu nanti, InsyaAllah mereka akan nurut kepada orang tuanya dan menjadi anak yang soleh dan solehah. Beri mereka contoh dan teladan yang baik dengan perbuatan kita yang baik pula. Karena pelajaran budi pekerti dan moral, hanya bisa dilakukan dengan contoh yang baik dari orang tuanya."
"Iya Pak.....," jawan Den Bagus lagi sambil kepalanya mengangguk-angguk.
"Sedangkan kebanggaan seorang suami adalah apabila dia bisa memberikan nafkah lahir dan batin istrinya. Seorang suami akan menjadi gagah dan tampan di mata istrinya apabila urusan dapur tetap bisa ngebul. Selain itu, jaga kondisi fisik agar tetap prima sehingga bisa memberikan nafkah batin untuk istrimu kelak."
"Inggih Pak... leres niku....," jawab Den Bagus lagi.
"Terakhir yang tidak kalah pentingnya, kebanggaan seorang pria adalah apabila dia tidak pernah selingkuh dan menghianati cinta kasih istrinya. Baik selingkuh hati, apalagi sampai selingkuh secara fisik. Dia harus selalu setia kepada istrinya. Itulah kebanggaan menjadi seorang ayah dan suami yang baik."
Kali ini Den Bagus tersenyum penuh kemenangan sambil berkata,
"Skak mat Pak! Lah Bapak sendiri punya dua orang istri. Jadi boleh ya Pak setia pada banyak wanita?"
Glek... Calon bapak mertuanya tertegun karena di-skak mat oleh calon menantunya ini.
______
Hehehe... Ghak lucuuuuu.....