Setelah bangun dan tak lupas pastinya memakai celana panjang, saya menuju ke pintu untuk menemui tamu tersebut. Oh ternyata tamu tersebut adalah orang yang sama yang selalu datang setiap tahun selama hampir lebih dari 5 tahun ini. Walau bukan tamu tak diundang, tetapi ini adalah tamu yang selalu datang setiap tahun dan selalu membawa rejeki ke gubuk saya yang cukup mewah (mepet sawah maksudnya).
Orang yang saya maksud adalah seseorang yang lima tahun lalu membeli mobil orang tua saya. Kebetulan mobil tersebut atas nama saya, sehingga setiap tahun si pemilik mobil tersebut selalu meminjam KTP saya untuk mengurus pajak kendaraan bermotornya. Kali ini beliau datang untuk meminjam KTP saya kembali karena pada akhir februari ini adalah batas waktu pembayaran pajak kendaraan bermotornya.
Beliau orang yang baik hati. Setiap kali datang, selalu memberi saya uang sebagai jasa peminjaman KTPnya. Terus terang saya tidak pernah memintanya. Bahkan suatu waktu saya pernah menolak pemberian uang dari beliau karena sebenarnya saya merasa tidak pantas untuk menerima uang dari hasil peminjaman KTP saya. Namu sore harinya saat beliau mengembalikan KTP saya, beliau membawa berbungkus-bungkus makanan dan minuman yang dibelinya dari sebuah waralaba dan diserahkan kepada istri saat saya tidak sedang di rumah.
Kemarinpun saya mencoba menolaknya dengan halus untuk tidak menerima pemberian uang 'ucapan terimakasih' atas pinjaman KTP saya. Namun sekali-lagi mungkin saya kurang tegas dan akhirnya 'terpaksa' saya terima juga walau ada perasaan tidak nyaman.
Mungkin pemberian uang sebagai ucapan terimakasih atas peminjaman KTP untuk pembayaran pajak kendaraan atau pengurusan STNK motor atau mobil ini sudah menjadi budaya umum. Pasalnya saya sendiri pernah membeli sepeda motor bekas milik seorang mandor bangunan. Dan setiap tahun saya selalu meminjam KTPnya untuk mengurus perpanjangan STNK. Sayapun selalu memberi uang ucapan terimakasih kepada si pemilik KTP. Saya memberinya dengan senang hati. namun entah mengapa saat saya sendiri menerima uang ucapan terimakasih tersebut, muncul perasaan risih dan tidak nyaman.
Demikian cerita saya tentang uang ucapan terimakasih. Jangan menawarkan solusi kepada saya untuk menggantikan menerima uang ucapan terimakasih tersebut. Karena uangnya juga sudah habis dipakai jajan belanja oleh istri saya pagi ini. Kata istri saya, uang tersebut dari Tuhan berupa rejeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. ya sudah. Semoga si pemberi mendapatkan pahala dan rezeki yang barokah dan berlimpah. Dan bagi Anda yang membaca, semoga juga mendapatkan rejeki yang halalan toyyibah juga. Amin dong... :)