Dunia ini memang aneh. se aneh isi dari Kompasiana itu sendiri. Ada banyak fenomena yang saling bertolak belakang jika diperhatikan bersama, namun pada hakikatnya mengajarkan banyak hal dari keanehan itu sendiri. Sudah hampir 6 bulan ini saya aktif di Kompasiana, namun belum pernah saya menemukan 2 orang TKI yang sama-sama laki-laki dengan ego yang kuat dan tegas dan spontanitas, serta sama-sama berada di dunia Arab. Entah karena memang sudah karakternya atau memang iklim dan makanan Arab sana yang membuat mereka berdua ini memiliki karakter yang hampir mirip sama persis kembar identik walau tidak sampai kembar siam dempet bokong. Pasalnya, kedua tokoh kita ini selalu bisa meramaikan dunia sirkus Kompasiana dengan berbagai postingan dan komentar mereka yang saling serang. Awalnya saya cemas mereka akan kopi darat kemudian saling mengasah golok, bahkan sama-sama membawa pedang replika Zulfikar yang berada di Turki sana untuk saling itik-itik sampai terguling-guling kegelian. Kisah perseteruan mereka terkeam juga oleh
Bang Parlin Nainggolan dengan judul
Mas Edsanto Vs Mas Bernandang Delta (Musuh Bebuyutan di Kompasiana) Namun setelah saya menggunakan perspektif analisis perilaku, ternyata mereka tidak sedang berseteru atau bermusuhan. Jika Anda menganggap
Mas Edsanto dan
Mas Delta sedang saling beramtem beradu argumentasi sampai terjadi pertumpahan ludah karena kata dan kalimat mereka yang saling serang begitu seru, maka Anda salah. Tidak, mereka tidak sedang berkelahi, tetapi justru mereka sedang bercinta. Apa dasar saya mengatakan mereka sedang bercinta dan bukannya sedang berseteru? Ya, bayangkan saja, keduanya saling mengomentari, saling menunggu komentar balasan, saling mencurahkan waktu dan pikiran untuk saling memperhatikan, bahkan saling membuat postingan dengan tema masing-masing lawan. Yah, kata kuncinya adalah pada bentuk
perhatian. Perhatian inilah yang menjadi dasar dari percintaan di antara keduanya. Bahkan jika salah satu dari mereka tidak muncul di Kompasiana, yang lainnya akan berteriak, "Hayo keluar kau sambil menyebut nama). Catatan: Mbak Santi (panggilan saya Delta untuk Edsanto) dan Mbak Delta (panggilan sayang Edsanto untuk Delta). Hehehe... lucu juga kalau mereka sedang kangen untuk bertemu. Saya bisa bayangkan mereka saling memikirkan. Pasti dalam sholat dan doa mereka, keduanya saling menyebut dan mendoakan masing-masing lawan. Dalam sujud mereka juga pasti akan terpikirkan nanti apa ya yang harus saya tulis untuk menjawab komentar lawannya. Sehingga bisa dipastikan 24 jam dalam sehari 7 hari dalam seminggu mereka saling memikirkan. Peristiwanya mirip-mirip saat saya pacaran pertama kali, betapa wajah dan nama pacar saya tersebut hadir selama saya melek, bahkan hadir kembali dalam tidur. Luar biasa ya perasaan cinta itu. [caption id="attachment_129052" align="aligncenter" width="614" caption="Dua Sahabat Kompasianer"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL