Lalu mengapa saya begitu yakin kalau ini kasus pencurian BBM di SPBU dan bukan karena kesalahan petunjuk tangki BBM mobil saya? Ya, karena kalau saya mengisi BBM di SPBU langganan, angka petunjuk BBM selalu berada di atas 440. Bahkan malam ini, saya mencoba mengisi BBM di SPBU Buduran Sidoarjo dengan angka awal 75 KM. Hasilnya, angka petunjuk BBM di mobil pada angka 461 KM, lebih besar sedikit dari biasanya saya mengisi di SPBU Waru. Mungkin ke depan, SPBU ini akan menjadi SPBU langganan baru saya walau harus sedikit memutar bila harus membelinya ke sana dari rumah.
Bagaimana modus pencuriannya? Bila kasus lama yang terjadi, petugas SPBU akan menekan selang pengisi setengah, sehingga yang keluar selain BBM juga angin dari nozzle atau ujung selang. Beberapa SPBU lain ada juga mengakali mesin pompanya sehingga 1 liter tidak benar-benar keluar 1 liter, tetapi hanya 0.8 atau 0.9 liter saja. Untuk pembelian besar, tentu saja akan cukup besar selisih yang didapat. Walaupun si petugas bilang dari 'nol' dan bilang 'pas' di akhir pengisian, konsumen tidak akan tahu kalau yang tidak pas itu justru di mesin pompa SPBU-nya. Rasanya Departemen Perdagangan atau Pertamina harus rajin-rajin untuk memeriksa akurasi dan mentera ulang mesin pompa yang ada di SPBU-SPBU. Agar konsumen tidak dirugikan. Toh biaya tera ulang setiap nozzle hanya 20 ribu per nozzle. (Baca: Kasus Tera Ulang SPBU di Jatim)
Jadi, pastikan Anda mengisi BBM di SPBU yang terpercaya, agar mobil Anda tidak boros BBM. Dengan demikian, kita bisa bisa menghemat pengeluaran biaya transportasi dalam sebulannya.