Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Balada Seorang Pembela Kebenaran

23 Februari 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:17 73 0
Aku terpaku
Memandang layar besar dimana banyak kepalsuan
Caci maki
Kebohongan publik
Penyangkalan tiada ujung
Hingga penghilangan nyawa sesamanya…

Terkadang aku bingung
Apakah Tuhan mentakdirkan setiap insan-Nya untuk begini?
Menangis di pinggiran jalan
Berpeluh sambil menuntut hak hidupnya
Mati kedinginan hanya untuk sesuap nasi?

Ya,
Aku berteriak sebagai rakyat
Aku berlari menuju ketidakadilan itu
Namun aku ditabrak
Apa?
Sekelompok orang yang berusaha mempertahankan
Ketidakadilan itu
Dasar Bajingan!

Akupun dilukai martabatnya sebagai manusia
Dihujani pernyataan fitnah
Diberikan hujanan hujatan
Walau aku sudah sangat terluka
Aku dihantam putusan hakim
Agar aku dipenjarakan seumur hidup
Aku bertanya lagi dalam hati
Mana keadilan?
Mana hati yang peka?
Dimana semuanya itu Tuhan?

Putusan hakim sangat berbeda dengan kenyataannya
Akhirnya,
Aku mati dalam jurang kebohongan hukum
Sangat dingin dan gelap
Banyak sahabat-sahabatku juga mati disana
Tidak didengarkan
Tidak dihiraukan
Justru malah sebaliknya
Kami dibuang.

Aku mati,
Apakah masih ada yang sanggup seperti diriku?
Jika memang kenyataannya
Engkau juga harus mati
Seperti aku?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun