Pada tahun 1967, Suharto terpilih sebagai presiden RI kedua dan mendapatkan kekuasaannya untuk memimpin negeri. Dengan dukungan dari Washington, untuk meningkatkan GNP negeri ini,Suharto mulai mendorong investasi asing ke Indonesia. Bank-bank Jepang dan Amerika dengan Citibank sebagai lead bank mulai berdatangan ke tanah air dan memberikan pinjaman dana-dana ke Indonesia, khususnya untuk membiayai proyek-proyek mega di sektor minyak dan gas bumi.