Mohon tunggu...
KOMENTAR
Love

Halalkan atau Ikhlaskan

27 April 2023   18:11 Diperbarui: 27 April 2023   18:19 215 0
*HALALKAN ATAU IKHLASKAN*
_"Memenej Cinta Penuh Bahagia dan Berkah"_

Cinta. Berbicara mengenai cinta tentu tidak akan pernah ada habisnya, karena cinta Allah timbulkan dalam perasaan manusia sebagai fitrah. Jadi cinta itu sesuatu yang sudah menjadi dasar dalam hidup manusia. Allah mengabarkan dalam al-Qur'an:
 [ :21-21]
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Q.s. Ar-Rum: 21)

Cinta selain menjadi fitrah bagi manusia, cinta juga berkontribusi menjadi bahan ujian bagi manusia. Mengapa cinta bisa menjadi ujian? Tergantung bagaimana kita sebagai manusia menempatkan peran cinta dalam hidup. Jika cinta yang hadir menjadikan kita semakin taat dan dekat kepada Rabb dan perintah Rasul-Nya maka cinta itu tidak akan menjadi ujian. Namun jika cinta yang hadir melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya, maka cinta itu akan sangat menjadi ujian dan sangat membinasakan manusia. Seperti yang terjadi pada Qais dan Laila dalam sebuah kisah cinta masa lalu. Karena rasa cinta yang hadir begitu besar kepada manusia hingga menjadikan kedua insan ini hancur karena cinta mereka sendiri. Allah pun sudah mengingatkan tentang ujian cinta di dalam kitab-Nya:
 [ :24-24]
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (Q.s. At-Tawbah: 24)
Rasanya jatuh cinta itu sungguh sangat tidak bisa dijelaskan secara spesifik dengan kata-kata. Karena setiap aspek dalam kehidupan akan memberikan pendapat yang berbeda tentang cinta. Akan tetapi sebagian besar orang mengungkapkan perasaan jatuh cintanya dengan berpacaran. Padahal pacaran merupakan satu hal yang sangat merugikan baik dari segi agama, moral dan materi. Berpacaran itu berakibat pada peningkatan dosa, penghabisan harta dan mendewasakan hanya melalui tindakan namun tidak mendewasakan fikiran. Berpacaran menjadi ajang mengumbar kelebihan yang berakibat pada sombong dan ria serta menjadi ajang pengobral kesucian. Jika sudah terjadi zina maka kerusakan tidak dapat dihindari terutama bagi wanita. Berpacaran pun menjadikan kita layaknya orang bodoh. Memberikan cinta kepada seseorang yang belum tentu berjodoh. Hakikat sebenarnya dalam berpacaran yaitu pengungkapan nafsu bukan merealisasikan rasa cinta. Mengikuti bisikan setan dengan nafsu bukan menambah ketaatan kepada Allah. Allah sendiri melarang untuk berpacaran, karena pacaran sama dengan berzina. Islam mengajarkan muslim untuk menikah bukan berpacaran.

Dewasa ini banyak para aktivis da'wah dan kader-kader remaja muslim tidak berpacaran secara terang-terangan di depan umum. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk mencintai dalam diam akan tetapi komunikasi yang berlangsung antara dia dengan lawan jenisnya terjadi begitu intens. Baik itu melalui media sosial atau chatting. Dalam Islam tidak ada yang namanya mencintai dalam diam. Cinta dalam diam itu sangat berdampak buruk. Menurut Ustadz Maulana Yusuf M.Si dalam seminar remaja "Halalkan atau ikhlaskan" (26/12/2022) dampak buruk dari cinta dalam diam yaitu:
1.Zina hati karena banyak mengkhayalkan dan memikirkan lawan jenis
2.Berniat hijrah namun tidak karena Allah melainkan karena jodoh
3.Menjadi pribadi yang pasif karena malas berikhtiar
4.Cemburu kepada yang bukan menjadi haknya
5.Saling sindir sesama wanita yang menjadi sainganya dalam merebutkan lelaki tersebut
6.Selalu mengumbar status galau bukan malah bermuhasabah diri
7.Menyatakan memendam cinta namun jika tidak berjodoh menjadi tidak karuan
Oleh karena itu ikhlaskanlah, lebih tepatnya tinggalkanlah meskipun tidak ikhlas karena lebih baik menghindari mudharat sedini mungkin daripada menuai mudharat di kemudian hari. Memendam perasaan cinta dan rindu kepada dia yang bukan hak kita itu tidak ada apa-apanya dibanding menundukkan pandangan. Menundukkan pandangan lebih berat daripada rindu. Akan tetapi dengan menundukkan pandangan menjadikan kita terhindar dari rindu dan cinta pada yang dia yang tidak menjadi hak kita. Menundukkan pandangan lebih baik dan lebih suci bagi kita sebagai muslim dan muslimah. Allah berfirman:

[ :30-30]
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.s. An-Nur: 30)
Nabi juga bersabda yang artinya: "Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu." (HR. Ahmad no. 8356. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu'aib Al-Arnauth.)

Islam menawarkan solusi yang sangat tepat bagi insan yang tengah merasakan jatuh cinta yaitu dengan menikah. Perasaan cinta yang tumbuh sebelum mengarah kepada yang haram maka halalkanlah. Karena Rasulullah mengatakan: "Saya belum pernah melihat solusi untuk dua orang yang saling jatuh cinta, selain nikah (HR. Ibnu Majah 1847, Mushannaf Ibn Abi Syaibah 15915 dan dishahihkan Al-Albani).  
Dalam haditsnya yang lain nabi bersabda:

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan" (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).

Oleh karena itu halalkanlah perasaan yang timbul itu sebelum menjadi haram dengan menikah. Jangan takut karena belum mampu dari segi harta karena kata Allah dalam al-Qur'an:
[ :32-32]
"...Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya..." (Q.s. An-Nur: 32)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun