Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jadi Mau Pilih yang Mana?

19 Februari 2011   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:28 66 0
“Jadi bagaimana?? Kamu mau yang mana??” tanya hati pada Chi. Yang ditanya hanya bergumam, memonyongkan bibirnya sambil menggelengkan kepalanya.

“Aduuuh… bagamana sih?? Fachri kan oke… Dokter, pintar, kaya. Mau apa lagi coba? Yaaah… walaupun wajahnya kurang tampan, tapi IQnya 155. Gimana??” cecar hati pada Chi.

“Hmmm… Lewatin aja deh…” jawab Chi sambil mengibas rambut coklatnya.

“Lho?? Lho??” tanya hati yang mulai pusing.

“Pintar, kaya, masa depan cerah, tapi gak setia! OGAH!! Lagian aku cuma dijadikan selingkuhannya. Sialaaan…. Huh!” jawab Chi kesal.

Hati pun berpikir sejenak lalu berkata, “Oke, tidak berharga juga lelaki macam itu. Oke, kalo gitu, Langgar gimana??” tanya hati sambil senyum genit dan mengedipkan matanya. Hati sudah tau bagaimana Chi akan bereaksi, namun ia suka mengganggu Chi dengan pertanyaan tentang Langgar.

“Yeeeee…. Udah suka hura2, ngerokok, begadang, minum2 pulak!! Liat aja tuh perutnya memblendung, udah seperti beruang kutub dia. Tak sudi!! Zzz…” ujar Chi sambil mengepalkan tangannya.

“Hahaha… lagipula, dia suka main perempuan. Lihat aja tuh pacarnya ada lima. Kekuatan ekonomi plus mulut manis menentukan segalanya, kawan! Sesuai lah dengan namanya, Langgar banyak me-Langgar. Hahahahaa” gelak hati tergelitik yang disambut gelegar tawa oleh Chi.

“Oh yaa!! Hampir lupa akuu!!” jerit hati tiba2. “Bukankah masih ada Norman? Oke punya kan. Tampan, baik hatinya, baik agamanya. Yaaah… walaupun belum mapan benar, tak seperti Fachri dan Langgar tapi lumayan juga kan?” tanya hati bersemangat.

“Ya, ya… aku juga sedang mempertimbangkan itu. Tapi…”

“HADUUUUUH!! Tapi apa lagi siiiihh????? Ini sudah yang ke sekian kali. Banyak alasan yang keluar dari bibirmu itu. Bosan aku dibuatnya…. >.<” ujar hati pusing.

“Huehehehehe… Tapi aku tidak suka kawan2nya. Tengok saja mereka, kumpul2 hingga fajar menyingsing. Entah apa yang mereka bicarakan. Ooooh… pening kepalaku!!” kata Chi beribu alasan.

“Tapi dia baik kan… Lelaki paling baik yang pernah kutemui…” jawab hati pelan sambil mencuri pandang ke arah Chi.

“Mmmm… yaaa… kupikir juga begitu. Namun, ada hal prinsipil yang tak bisa kuganggu gugat. Tak bisa kutolerir, tak bisa kunegosiasikan….” ujar Chi sambil menunduk.

“Gaya hidupnya terlalu kekanakan bagimu? Tak ada aturan akan waktu maksudmu?”  cecar hati pada Chi.

“Ya…” jawab Chi pelan.

“Tak bisa kah dikompromikan?” tanya hati.

“Entah…. Itu yang aku tak tahu… Namun, pernah sekali kutanyakan. Dan ia menjawab dengan riang bahwa yang dilakukannya itu tak mengapa. Malah mau diajak anak istrinya kelak untuk hidup seperti itu. Bisa cilaka aku!” jelas Chi.

“Ya, ya, ya. Oohh… lalu bagaimana dengan lelaki brewok yang tempo hari mengajakmu main kembang api??”

“Hahaha…. Tak mungkin lah. Hati kami berbeda. Kau mengerti maksudku kan?” tanya Chi yang dibalas anggukan oleh hati.

“Lalu… lelaki yang juga bekerja di rumah sakit itu, yang berjanji mengajakmu kencan. Apa kabar dirinya?” tanya hati.

“Tak tahulah… Tak bisa kupegang omongannya. Tak ada janji yang ditepatinya. Kacau juga dirinya. Hahaha…” kata Chi sambil tertawa miris.

“Aduuh… entahlah, Chi. Pusing aku dibuatnya olehmu. Entah sudah berapa pria yang dipertemukan denganmu, tapi tak satupun yang kau restui bertahta dalam hidupmu. Selalu saja ada yang salah… Selalu saja ada yang tak benar bagimu…” ujar hati penat.

“Jangan2 ada yang salah dengan diriku??” tanya Chi pada dirinya sendiri. “Kurasa begitu… Aaah, tak ada yang sempurna di dunia ini, pun aku. Tapi tak dapat kutemukan jawaban dari segala tanya dalam dadaku yang makin membuncah….” lanjut Chi pelan.

“Hmmm…. Mungkin mereka memang bukan pemegang kunci hatimu. Jadi tak bisa terbuka gembok cintamu…” kata hati pelan.

“Tapi bagaimana kalau ternyata salah satu di antara mereka?” tanya Chi panik.

“Yaaaah… kalau begitu kembali lagi padamu. Jadi mau pilih yang mana??” tanya hati sambil menimang2 gembok cinta milik Chi.

Jakarta, 30 Desember 2010 (Pk.17.45-18.25 WIB)

Chibi Ranran

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun