Gadis pertama yang membuatku patah hati adalah teman kecilku, waktu kami masih SD kelas 3, kami sering menyusuri sawah bersama, menangkap kodok, dan mengejar layang-layang. Karena tak mau ku pendam rasaku maka ku utarakan isi hati ku dan dijawabnya, "Menangkap kodok bersamamu lebih menyenangkan daripada bicara tentang cinta, aku tak ngerti!"...Dan hatiku patah.
Gadis kedua malah melempari ku sepatu ketika ku bilang kucinta dan benar saja, hati ku yang sudah kurekat patah lagi di usiaku yang masih muda, 10 tahun.
Gadis ke tiga, pun menolakku seraya mengenalkan pacarnya padaku di usiaku ke 13 tahun.
Wanita ke empat tidak mengajakku bicara ketika kunyatakan cinta....sampai ia menghilang dan tak pernah kulihat lagi batang hidungnya yang bangir.
Gadis ke lima pun sama, ia malah menceramahiku, bahwa cinta suci itu yang terikat tali pernikahan, bukan diobral sana sini, jika aku berani aku diminta melamarnya. Mana mungkin! Tak bisa aku melamarnya sedang ku tak punya pekerjaan apa-apa dan kami masih SMU...Dia pun tersenyum kemudian mencibirku dan bilang, "Maka, selamat tinggal kini dan nanti." Kubiarkan hatiku yang babak belur patah lagi jadi dua dan menggelinding di lantai. Aku pun kapok!
@cheitumminyafardais
www.ronaruangalbanna.wordpress.com