Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

..::Ini Perempuan::..

19 November 2011   04:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 110 0
Perempuan itu seperti apa?

penyayang?

berperasaan halus?

lembut?

manja?

cengeng?

cerewet?

egois?

matre?? o.O [ini opsional kok :P]

Kaum Adam sering sekali 'berdengung' tentang penciptaan kaum Hawa yang berasal dari tulang rusuk Adam. Okelah... dalam hal ini saiya selaku kaum Hawa berterimakasih kepada kaum Adam yang telah bersedia menjadi 'PENDONOR TULANG' :P.

lanjut... ... ...

masih menyangkut tulang, ada yang bilang "wanita itu seperti tulang rusuk, mereka bengkok, jadi perlu diluruskan!", tapi coba kita 'think', bukankah tulang rusuk itu rapuh? jadi ketika dia berusaha diluruskan maka dia akan patah. jadi, alangkah bijaksananya jika dia tidak dipaksakan untuk lurus, biarkanlah dia 'bengkok', apa adanya. intinya, kaum Hawa bukan untuk dikasari, tapi untuk dilindungi.

lanjut... ... ...

'emansipasi wanita'. banyak presepsi yang tentunya berbeda-beda tentang hal ini. perempuan pada hakekatnya adalah 'awal' dari kehidupan, ditinjau dari eksistensinya sebagai seorang ibu, yang mengandung, melahirkan dan merawat manusia-manusia baru. detik ini, perempuan bisa menjadi apa saja yang mereka mau, melakukan segala jenis pekerjaan bahkan pekerjaan para laki-laki sekalipun.

ada statement "Perempuan dan Laki-laki itu, SAMA!", tentu saja sama, ditinjau dari fakta bahwa keduanya sama-sama mahluk ciptaan Tuhan, keduanya punya hak yang sama untuk hidup, punya hak yang sama untuk berpendapat.

untuk saiya sendiri, saiya selalu berusaha tetap menyetarakan diri saiya dengan kawan-kawan laki-laki lainnya, tapi 'penyetaraan' itu ada batasnya, karena ketika seorang perempuan menemukan orang yang menurut takdir telah ditetapkan sebagai 'PENDONOR TULANG' untuknya [dalam hal ini laki-laki], maka dia harus mau menjadi 'makmum',dan laki-laki itu adalah 'imamnya'.

layaknya seorang 'imam' laki-laki diharapkan mampu memimpin perempuan, mengarahkan perempuan agar menjadi lebih baik dan layaknya seorang 'makmum' perempuan hendaknya mengikuti kepemimpinan 'imamnya', tanpa menghilangkan kebebasannya dalam berpendapat ketika sang 'imam' tidak sengaja berbuat salah.

Emansipasi Wanita itu, HARUS!!

Tapi tetap jangan lupakan kodrat seorang Wanita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun