Sepanjang sejarah perpolitikan Indonesia, setiap presiden yang terpilih pasti memberikan jatah menteri untuk ke dua ormas terbesar tersebut. Dalam pikiran saya, pasti Jokowi juga sudah berpikir tentang jatah menteri yang akan diberikan ke NU dan Muhammadiyah. Tidak ada yang salah selama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Walaupun saat ditanya wartawan Jokowi menolak akan hal tersebut "Belum bicara masalah itu, kan tahapannya masih panjang, masih tahapan proses," kata Jokowi kepada wartawan di luar pagar Balai Kota, pada hari Senin (24/3/2014).
Namun sepertinya hanya lipstick saja, seperti saat Jokowi ditanya tentang pencapresan beliau sebelum resmi di umumkan PDIP. Dimana beliau selalu menjawab, tidak dan hanya memikirkan Jakarta. Sebelum Jokowi menjadi capres, PDIP sudah terlebih dahulu mengumumkan susunan kabinetnya jika nanti menang dipileg dan pilpres 2014. Dan sudah sewajarnya juga jika disaat pertemuan dengan NU dan Muhammadiyah Jokowi mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan beberapa pos menteri untuk Nu dan Muhammadiyah. Dan Sewajarnya juga jika beliau juga meminta dukungan kepada NU dan Muhammadiyah.
Dimasa kampanye saat ini, semua pihak sah-sah saja untuk menggunakan berbagai macam cara agar mendapat dukungan dari berbagai golongan di Indonesia. Tetapi yang perlu diingat jangan sampai menciderai esensi dari Demokrasi tersebut.