Pagi yang indah dengan langit yang begitu cerah namun tidak secerah dan seindah hatiku. Hari ini merupakan hari dimana ibu meninggal karena sebuah kecelakaan. Mobil angkutan yang ibu tumpangi masuk ke jurang, tidak ada seorang pun yang selamat dari kecelakaan maut tersebut. Tanpa kusadari, para tamu mulai berdatangan, mulai dari saudara, tetangga dan teman-teman ibu. Mereka datang untuk memberi aku dan kedua adikku kekuatan dan hiburan. Aku hanya bisa duduk termenung dan terpaku sambil memangku kedua adikku di depan peti jenazah ibu dengan sebuah tatapan dan harapan yang kosong. Hati ini telah hancur berkeping-keping, ingin rasanya aku ikut bersamamu ibu. Aku mencoba untuk menutupi kesedihan ini agar tidak terlihat oleh para tamu yang datang dan kedua adikku yang masih kecil. Aku harustegar dihadapan kedua adikku, aku harus kuat walaupun sebenarnya aku tidaklah sekuat apa yang mereka lihat. “ Ibu, kenapa engkau pergi begitu cepat meninggalkan kami anak-anakmu, mengapa Tuhan memanggil engkau terlebih dahulu, kenapa bukan aku saja yang dipanggil Dia terlebih dahulu. Aku rela bu, memberikan nyawaku ini untukmu. “, ungkapku dalam hati.