Ada seorang teman, mengaku baru saja mengalami sesuatu yang tak menyenangkan. Sebenarnya cerita bercampur lucu. Betapa semakin kreatif cara mengelabui berkedok belanja daring (dalam jaringan) dewasa ini.
Awal cerita begini. Ia tertarik pada produk pakaian anak yang dipajang di salah satu akun instagram. Produk-produk yang ditawarkan cukup menggoda. Terlihat keren. Harganya miring pula.
Lebih meyakinkan lagi, dipertontonkan sedemikian banyak tangkapan layar berisi testimoni. Mulai dari transaksi berhasil, hingga kesan puas dari para konsumen. Singkat kata, tidak ada nada buruk di setiap postingan.
Ia pun menghubungi nomor yang tertera di akun tersebut. Komunikasi via WhatsApp dengan pihak penjual pada awal April itu, berjalan lancar. Seperti biasa, setelah memilih barang, berlanjut dengan pengisian sejumlah data sesuai format yang disediakan, lalu proses pembayaran. Untuk satu pasang pakaian anak, ia membayar Rp 179,000. Transfer berhasil dan buktinya dikirim.
"DONE SUDAH DI CHECK. Saya proses ke seller untuk kirim ya, mohon ditunggu untuk kedatangan barangnya ya kak, jika seller sudah share resi akan sy share ke kakak resi pengirimannya," demikian jawabannya.