Tampaknya bukan kebetulan peringatan Hari Anak Nasional, 23 Juli dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) sepekan kemudian (29 Juli), dirayakan dalam waktu berdekatan dan jatuh pada bulan yang sama. Dua momen itu hanya memiliki judul berbeda (anak dan keluarga) karena pada dasarnya memiliki esensi yang sama. Antara anak dan keluarga sama sekali tak bisa dipisahkan. Keduanya ibarat dua sisi dari sebuah mata uang. Dapatkah kita berbicara tentang anak tanpa menyertakan keluarga? Pun sebaliknya, bisakah kita menafikan anak dari topik pembicaraan tentang keluarga?
KEMBALI KE ARTIKEL