Manajemen permodalan merupakan salah satu faktor penting bagi sektor perbankan, Bank yang mempunyai modal yang cukup besasr akan mampu mengurangi biaya modal dan menangani kerugian yang tidak terduga termasuk kebangkrutan. Bagaimanapun, Bank yang mempunyai modal yang cukup besar berkemampuan untuk menumbuhkan perekonomian di sebuah negara. Bank yang mempunyai rata-rata biaya yang rendah dalam kegiatan operasionalnya akan mempunyai keuntungan yang optimal. Tetapi Bank yang permodalannya cukup kuat juga mempunyai risiko yang cukup besar dan kemungkinan akan berdampak systemic terhadap sistem perbankan dan perekonomian daripada Bank yang mempunyai modal yang kecil.
Selain itu pertumbuhan ekonomi yang maju juga menandakan kecanggihan dari berkembangnya teknologi. Dengan menggunakan dan mengoptimalkan dalam penggunaan teknologi dalam berkomunikasi serta menyalurkan informasi. Penggunaan teknologi tersebut akan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perbankan. Dengan meningkatnya efisiensi dalam penggunaan teknologi, biaya operasional akan semakin rendah dan akan berdampak terhadap keuntungan sebuah Bank.
Aktivitas Bank terdiri dari surplus unit yang bertujuan untuk memperoleh dana dari masyarakat dan deficit unit yang bertujuan untuk menyalurkan dana kepada masyarkat berbentuk pinjaman atau kredit. Apabila masyarakat meminjam uang ke Bank atau Bank menyalurkan kredit akan mengandung risiko di dalamnya yang bisa disebut dengan risiko kredit. Risiko kredit akan meningkat apabila Bank menambahkan porsi kredit atau aktivitas lainnya seperti trading dan kegiatan di pasar modal. Untuk mengukur risiko kredit, biasanya menggunakan rasio Total Loss Provisions to Total Loans (LLP/TL), artinya semakin besar LLP, risiko kredit pun semakin besar. Memperluas jaringan kredit di sektor perbankan kecenderungan akan menimbulkan risiko yang sangat tinggi, terutama risiko kredit. Risiko kredit semakin tinggi, keuntungan Bank pun kecenderungan akan mengalami penurunan. Di samping itu, dengan meningkatkan kredit atau pinjaman juga akan meningkatkan keuntungan Bank atau Net Interest Margin (NIM) selama kredit berjalan dengan lancar dan tidak ada kredit macet.
Keuntungan Bank selain dari Net Interest Margin (NIM) juga dari Non-Interest Income, pendapatan dari hasil komisi, fee, administrasi, hasil dari penjualan forex, keuntungan dari investasi di pasar modal. Dengan meningkatnya Non-Interest Income berarti Bank mendiversifikasi kegiatannya, tidak hanya berfokus pada penyaluran kredit saja atau kegiatan Bank tradisional.