Rasanya konservasi itu spt Demokrasi yg tertatih tatih dimana orang sebenarnya dpt berbuat apa saja (pemerintah ataupun bukan) bila luas hutan begitu luas dan terpencar di banyak pulau? Dalam konteks Demokrasi dia berubah menjadi democrazy dalam lebih 270 juta penduduk yg menganga utk makan.
Setuju atau tdk perjalanan konservasi telah dan akan terus tersendat krn konservasi mengutamakan kepentingan orang banyak yg justru spt tdk pernah akan tercapai, krn konservasi spt Demokrasi yg lebih banyak bicara drpd berbuat. Tp mmg sebelum berbuat harusnya berbicara dahulu Bayangkan saja ada berapa jenis tumbuhan yg kita miliki? Tp sampai hari ini ketergantungan kita kpd beras sudah begitu akut. Â Inikan merepotkan kita dalam Reformasi apa saja........ Konservasi in situ adalah yg utama tapi konservasi ex situ sudah seharusnya digiatkan, banyak jenis yg memerlukan perbanyakan individu bisa kita lakukan baik utk kebutuhan konsumsi ataupun konservasi scr umum.
Konservasi juga mgkn mirip dgn rekreasi alam, krn pd akhirnya alam yg spt apapun akan dapat dijadikan satu daerah tujuan wisata. Rekreasi alam skrg mencoba menghitung harga karcis yg pantas bagi wisatawan mancanegara utk mengunjungi daerah2 tertentu yg tdk biasa. Â Tp tentunya kita harus menghindarkan konservasi utk daerah tdk bervegetasi atau tanpa biodiversitas yg tinggi spt semak belukar di bukit Soeharto
Dalam perjalanannya konservasi sangat terikat dgn kewenangan.  Kekuasaan yg diberikan sbg pengelola kawasan adalah yg pertama dan utama hrs di dapatkan.  Bagaimana kita bekerja utk melindungi dan mengelola satu kawasan konservasi yg ada pd satu daerah, sementara kewenangan berada ditangan pemerintah pusat?  Pengalaman utk masalah ini sangat terasa pd musim2 kering utk menyelamatkan hutan dari banyak bahaya kebakaran. So, konservasi sangat komplek krn skrg dia sangat fleksibel utk dimasuki drmn saja, bahkan konservasi sdh hrs bicara pemanfaatan dan efisiensi serta  prinsip2 kelestarian hasil dalam pembangunan berkelanjutan. Aamiin YRA